Rabu 30 Apr 2014 14:59 WIB

Kodam IV Antisipasi Peningkatan Aktivitas Merapi dan Slamet

Rep: S Bowo Pribadi/ Red: Bilal Ramadhan
 Gunung Merapi mengeluarkan asap sulfatara difoto dari jarak 40 Km di Bantul, Yogyakarta, Jumat (25/4).
Foto: Antara/Teresia May
Gunung Merapi mengeluarkan asap sulfatara difoto dari jarak 40 Km di Bantul, Yogyakarta, Jumat (25/4).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG— Menyikapi peningkatan status dua gunung berapi di Jawa Tengah, Kodam IV/Diponegoro, menginstruksikan jajarannya untuk siaga bencana. Seluruh personel Kodam IV/Diponegoro yang disiapkan untuk pengamanan pemilu, diinstruksikan untuk mengantisipasi kesiapan penanganan bencana alam.

Panglima Kodam (Pangdam) IV/Diponegoro, Mayjen TNI Sunindyo mengatakan, Gunung Merapi memasuki status waspada per 30 April 2014. Pada saat yang hampir sama, aktivitas vulkanis Gunung Slamet juga menunjukkan peningkatan hingga berstatus waspada.

Untuk mengantisipasi darurat bencana gunung berapi, Kodam IV/Diponegoro menyiagakan personil yang sewaktu- waktu siap diturunkan. “Termasuk personil yang telah dipersiapkan untuk pengamanan pemilu 20014,” kata Sunindyo, di sela kunjungan ke Batalyon Arhanudse 15 Kodam IV/Diponegoro, Rabu (30/4).

Menurut Sunindyo, Kondisi dua gunung berapi yang tengah aktif di Jawa Tengah ini harus segera diantisipasi dengan kesiapan personil untuk membantu proses penanganan bencana. Ia menambahkan, saat ini anggotanya sudah siaga dan selalau koordinasi memberikan kabar kondisi terkini dari dua gunung berapi tersebut.

“Apapun kondisi dan perkembangan situasi aktivitas kedua gunung ini, kita juga selalu dilaporin,” tegas Pangdam.

Monitoring ini, lanjutnya, juga didukung oleh kesiapan personil Kodam IV/Diponegoro. “Mereka sudah siap. silahkan dicek ranselnya,” tambah Pangdam.

Seperti diketahui, aktivitas vulkanis yang ditandai kegempaan terpantau mengalami peningkatan di Gunung Merapi, dalam dua hari terakhir. Sementara itu, data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) status Gunung Slamet naik dari waspada menjadi siaga level III.

 

Kepala Pos Pemantauan Gunung Slamet, di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Sudrajat mengatakan, perubahan status ini ditetapkan sejak Rabu pukul 10.00 WIB. Masyarakat dilarang mendekati atau beraktivitas dalam radius 4 kilometer dari puncak Gunung Slamet. Ia memastikan tidak ada pemukiman di radius bahaya ini.

 

Masyarakat diimbau tetap tenang namun senantiasa waspada. “Selama berada di luar zona bahaya primer masih aman. Yang penting tidak mendekat atau masuk radius bahaya,” katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement