Kamis 01 May 2014 12:18 WIB

Pupuk Bersubsidi Menghilang, Ada yang Menimbun?

Pupuk bersubsidi (ilustrasi)
Foto: ANTARA
Pupuk bersubsidi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,CIANJUR--Sejak dua bulan terakhir petani di sejumlah wilayah di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi jenis NPK, Phonska dan TSF.

Kondisi tersebut, menurut sejumlah petani di Kecamatan Cidaun, Sindangbarang dan Agrabinta, Kamis, mengakibatkan perkembangan ratusan hektar tanaman padi yang tengah tumbuh terhambat.

"Sudah dua bulan ini kami kesulitan mencari ketiga jenis pupuk tersebut. Agen pupuk yang ada di wilayah selatan, telah kami datangi namun mereka tidak memiliki stok pupuk tersebut," kata Usep (45) petani asal Kecamatan Cidaun.

Dia menjelaskan, petani di wilayah tersebut terancam rugi jutaan rupiah akibat tidak tersedianya jenis pupuk bersubsidi tersebut. Selama ini ujar dia, ketiga jenis pupuk itu, untuk pertumbuhan tanaman padi.

"Ketiga jenis pupuk bersubsidi ini sangat dibutuhkan untuk menghasilkan buah padi yang maksimal. Saat ini sudah memasuki masa pemupukan, namun pupuk yang dibutuhkan tidak tersedia. Kami tidak tahu kenapa ketiga jenis pupuk ini langka," katanya.

Dia menuturkan, tanpa ketiga jenis pupuk itu, produktivitas padi diperkirakan akan menyusut 40 persen yang mana selama ini setiap hektar menghasilkan 6 ton beras dalam keadaan normal.

Namun dengan tidak adanya tiga jenis pupuk tersebut, pihaknya memperkirakan akan mengalami penurunan 2-3 ton dengan nominal uang mencapai Rp6 juta karena gabah yang dihasilkan tidak tumbuh dengan baik.

Sementara itu, sejumlah petani di Kecamatan Sindangbarang, mengaku meskipun mendapatkan pupuk jenis NPK tapi non subsidi yang harganya jauh dibandingkan NPK bersubsidi.

"Untuk jenis NPK ada tapi non subsidi, dimana harganya mencapai Rp10 ribu perkilo. Kalau yang subsidi hanya Rp3500 perkilo. Alasan agen minimnya produsen pupuk bersubsidi jenis NPK, Phonska dan TSF, menjadi penyebab utama ketiga pupuk itu sulit didapatkan," katanya.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Cianjur, Yanto Hartono, mengatakan, pihaknya belum mendapatkan laporan tentang kelangkaan pupuk bersubsidi sejumlah wilayah selatan itu.

"Sejauh ini distribusi pupuk bersubsidi lancar dan tak ada kendala. Kami akan melakukan rapat verifikasi dan validasi dengan distributor. Kami akan pastikan petani di wilayah selatan tidak akan kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi," katanya.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement