REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Sejumlah jalur evakuasi bencana Merapi yang berada di wilayah kecamatan Dukun mengalami kerusakan cukup parah.
Kerusakan ini terjadi setelah sejumlah jalur evakuasi yang sebelumnya telah disiapkan untuk darurat bencana Merapi, kini digunakan untuk akses angkutan penambangan pasir.
Akibatnya, belasan kilometer jalur evakuasi di wilayah kecamatan ini mengalami kerusakan cukup parah. Selain aspalnya terkelupas, jalan ini juga bergelombang. “Jalur evakuasi sekarang ini lebih mirip jalur off road,” ungkap Teguh (34), salah seorang anggota taruna siaga bencana Kecamatan Muntilan, Kamis (1/5).
Kondisi jalur evakuasi yang seperti ini, tambahnya, akan dapat menyulitkan dan mengganggu langkah penanganan bencana alam. Menurutnya, akses evakuasi kondisinya sudah memprihatinkan dan tidak nyaman lagi untuk mendukung berbagai tindakan darurat.
“Lihat saja lebih dari 12 kilometer jalan mengalami kerusakan parah. Ada jalur evakuasi ada pula akses menuju ke Pos Pengamatan Gunung Merapi, Babadan,” tambahnya.
Kerusakan infrastruktur pennganan darurat bencana ini juga diamini oleh Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah Sarwa Pramana.
Menurutnya, jalur evakuasi yang ada di sejumlah wilayah di Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten saat ini kondisinya sudah rusak.
“Penyebabnya, jalur evakuasi ini –belakangan—juga digunakan sebagai akses angkutan galian C dalam hal ini pasir dari Gunung Merapi,” katanya.
Terkait kondisi kerusakan sejumlah jalur evakuasi ini, Sarwa mengingatkan agar segera disikapi oleh pemerintah. Sebab ancaman yang disebabkan oleh aktivitas vulkanis Gunung Merapi sudah semakin meningkat, dalam beberapa hari terakhir.
Kerusakan jalur evakuasi ini dapat mengambat mobilisasi warga untuk dapat tiba di sejumlah titik pengungsian. “Padahal jalur evakuasi ini sudah dibuat permanen,” tegasnya.