REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK-- Masyarakat terperangah bahkan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari juga ikut kaget, manakala di antara para calon anggota legislatif terselip nama mantan Bupati Garut yang dilengserkan, Aceng Fikri berhasil ke Senayan.
Apakah keberhasilannya ini karena mantan kepala daerah yang dipecat karena nikah siri dengan gadis di bawah umur itu masih disukai masyarakat Jawa Barat, ataukah disebabkan politik uang? Nyatanya dia lolos menjadi anggota DPD Daerah Pemilihan Jabar.
Berdasarkan rekapitulasi pengitungan suara yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jabar, Aceng mendapat 1.139.556 suara. Dengan perolehan suara ini dia berada di urutan ketiga dan berhak maju ke Senayan.
Dosen Fakultas Hukum Universitas Parahyangan (Unpar) Bandung, Asep Warlan Yusuf menilai, terpilihnya Aceng menjadi anggota DPD karena faktor karakter masyarakat di Jawa Barat yang lebih memandang segi popularitas daripada kualitas.
Dari segi perspektif karakter, orang Sunda umumnya menyukai tokoh yang sudah dikenalnya, meskipun mereka paham ada tokoh lain yang berpengalaman, tetap saja mereka tak peduli pada jejak rekam tokoh yang dipilihnya.
"Cara Sunda, saya akan pilih orang yang saya kenal. Lagi-lagi mereka memilih bukan karena kualitas orangnya, tapi karena kenal," ujarnya.
Tak kurang dari Menteri PP dan PA Linda Amalia Sari Gumelar yang mengaku kaget saat mendengar Aceng Fikri lolos ke Senayan. "Ah yang benar? Saya kehabisan kata-kata, kaget, surprise," katanya.
Dia juga mengaku heran ada masyarakat yang memilih Aceng sebagai wakilnya di Senayan. Sebab, Aceng pernah menjadi sorotan karena kasusnya yang merendahkan martabat perempuan. "Ternyata masyarakat ya masih seperti itu. Saya juga mesti melihat lebih jauh lagi," kata Linda.
Menurut Linda, ada dua kemungkinan mengapa masyarakat memilih Aceng. Pertama, ada pengaruh dan keterbatasan akses informasi perempuan di Jabar sehingga mereka kurang mengetahui kasus Aceng. Kedua, "Kita juga nggak tahu, apakah pemilih Aceng banyak perempuan atau lelaki."
Namun, di saat namanya ramai diperbincangkan karena lolos ke Senayan, Aceng kembali mengejutkan banyak orang. Dia terbelit masalah utang sekitar Rp2 miliar, pada seorang pengusaha di Garut dan dilaporkan ke kepolisian.
Selama satu pekan ini, mantan bupati tersebut menjadi target pemeriksaan penyidik Reserse Kriminal Polres Garut menyusul adanya pengaduan dari seorang pengusaha berinisial R, yang mengaku menjadi korban penipuan dan penggelapan uang proyek kerjasama usaha, oleh Aceng.
Kasat Reskrim Polres Garut, AKP Dadang Garnadi menyebutkan, Aceng sempat mangkir dari panggilan kepolisian dengan alasan sakit. "Kami akan jadwalkan ulang. Jika kembali mangkir dengan alasan tidak jelas, maka Aceng akan dijemput paksa."
Kasus dugaan penipuan dan penggelapan ini berdasarkan laporan polisi terjadi pada 2001 hingga 2012 lalu. Saat itu, Aceng masih menjabat Bupati Garut.