REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Kelompok militan Boko Haram telah memberi peringatan pertanda sebelum menculik 267 siswi di sekolah Chibok pada 14 April lalu. Dua politisi Nigeria yang tak ingin disebutkan namanya mengatakan pada kontributor Aljazirah, bahwa militer Nigeria telah mendapat peringatan itu sekitar dua jam sebelum penculikan.
Kelompok Hak Asasi Manusia, Amnesty Internasional juga dikabarkan mendapat sinyal peringatan tersebut. Peneliti Nigeria untuk Amnesty Internasional, Makmid Kamara mengatakan Amnesty telah memberi kabar pada militer empat jam sebelum kejadian. ''Bahwa mereka sedang menuju sekolah di Chibok untuk melakukan serangan,'' kata dia.
Kamara mengatakan Amnesty menerima informasi dan mengatakannya pada pejabat senior militer Nigeria di kota Maiduguri dan Dambua. Para pejabat itu bahkan mendapat info sebelum pihak keamanan mendapatkannya. Pejabat itu kemudian memberitahu pihak militer sekitar pukul 7 malam pada 14 April.
Namun, alih-alih bersiap dan memberi penjagaan, pihak militer malah tidak melakukan apa pun. ''Mereka (para pejabat) mengatakan bahwa mereka telah memberi info pada atasannya dan meminta perlindungan, tapi perlindungan dan penguatan pasukan tidak datang,'' kata Kamara.
Hanya 17 tentara yang memang sedang bertugas di sana yang melawan Boko Haram ketika pasukan militan itu tiba pukul 11.45 malam. ''Mereka jelas kalah senjata dan kalah jumlah,'' kata Kamara. Kontributor Aljazirah mengatakan hal ini sangat mengecewakan.
Keluarga korban penculikan dan seluruh masyarakat tidak akan terima dengan kenyataan ini. Bahwa pemerintah dan militer mengabaikan peringatan Boko Haram yang akhirnya membawa Nigeria pada fase merugi.