Ahad 18 May 2014 12:43 WIB

Pengemis Berpenghasilan Rp 210 Ribu per Dua Jam Ditangkap

Rep: c62/ Red: Esthi Maharani
 Seorang pengemis beraksi meminta sumbangan dari para pejalan kaki di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Sarinah, Jakarta Pusat, Rabu (12/3). (Republika/Yasin Habibi)
Seorang pengemis beraksi meminta sumbangan dari para pejalan kaki di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Sarinah, Jakarta Pusat, Rabu (12/3). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang pengemis Makhroji berpenghasilan Rp 210 Ribu per dua jam diamankan pihak Suku Dinas Sosial Pemkot Jakarta Selatan. 

Makhroji diamankan saat mengemis di kawasan Mampang. Saat diamankan Makhroji membawa uang sebesar 210 ribu. Uang itu diakui Makhroji hasil dari mengemis selama dua jam.

"Dia menjalankan profesi berkeliling untuk menghindari tangkapan petugas. Tapi saking gencarnya pembersihan pmks jalanan, akhirnya Makhroji dapat diamankan juga," Kepala Seksi Rehabilitasi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Miftahul Huda, saat dihubungi ROL, Ahad (18/5).

Makhroji (49 tahun) asal Brebes Jawa Tengah, menurut Miftahul sudah berapakali ditangkap dan sudah bolak balik keluar masuk panti sosial di Jakarta. "Sudah dua kali keluar masuk panti sosial bangun insan PSBI Kedoya dan Cipayung," kata dia.  Makhroji ditangkap lagi pada Sabtu (17/5).

Kata Miftah, pada waktu diamankan Makhroji marah marah dan tidak mau diajak bicara. Apalagi ketikan ditanya nama dan alamatnya Makhroji tidak mau menjawab. Tetapi sesampainya di PSBI Cipayung akhirnya dia mau menyampaikan data dirinya.

Makhroji dalam aksinya kata Miftah berpura-pura lumpuh, cara mengemis Makhroji sehari-harinya denga naik roda dengan dikayuh dua tangannya. Selama mengemis, Makhroji tidak ada yang membantu seperti para PMKS yang berpura-pura cacat untuk mengemis.  "Makhroji beroperasinya sendirian tidak ada teman yang mendorongnya," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement