Rabu 21 May 2014 13:15 WIB

Kelompok Jihadis Berniat Dirikan Negara Islam di Perbatasan Irak-Suriah

   Pemandangan kota yang hancur, penuh dengan puing-puing yang berserakan akibat perang saudara di kota Homs, Suriah, Ahad (9/3).  (Reuters/Thaer Al Khalidiya)
Pemandangan kota yang hancur, penuh dengan puing-puing yang berserakan akibat perang saudara di kota Homs, Suriah, Ahad (9/3). (Reuters/Thaer Al Khalidiya)

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Kelompok jihadis bernama Islamic State of Iraq and the Levant (ISIL) memulai upaya baru untuk merebut perbatasan Suriah-Irak dan mendirikan negara Islam di wilayah tersebut, demikian sejumlah aktivis menyatakan.

"Tujuan utama mereka adalah menghubungkan dua area untuk mendirikan negara Islam. Setelah itu mereka akan berusaha memperluas batas-batasnya," kata seorang aktivis Abdul Salam Hussein di perbatasan Irak.

Menurut Hussein, ISIL saat ini sedang bertempur dengan sesama kelompok garis keras lainnya Al-Nusra Front untuk memperebutkan provinsi Deir Ezzor--sebuah wilayah di daerah timur Suriah yang kaya energi dan berbatasan dengan Irak.

Dulu, kehadiran ISIL disambut baik oleh sebagian besar warga Suriah yang membenci Presiden Bashar al Assad. Namun pelanggaran hak asasi manusia yang mereka lakukan dan pertengkaran dengan sesama oposisi membuat ISIL kini dipinggirkan.

ISIL sendiri awalnya terbentuk dari jaringan besar Al-Qaida di Irak. Mereka kemudian memisahkan diri dari jaringan teroris tersebut setelah ulama Al-Qaida, Ayman al-Zahwiri menyeru ISIL untuk berhenti memerangi Al-Nusra.

Menurut juru bicara dari kelompok oposisi moderat, Omar Abu Layla, ISIL telah menempatkan 3.000 pejuang di Deir Ezzor. Sebagian besar di antara mereka adalah warga asing asal benua Eropa, Tunisia, dan Arab Saudi.

"ISIL diperintahkan oleh pemimpinnya Abu Bakar al-Baghdadi untuk fokus ke Deir Ezzor karena wilayah itu merupakan pintu gerbang utama ke Iraq," kata Abu Layla.

Organisasi sipil Syrian Observatory for Human Rights membenarkan pernyataan Abu Layla itu.

"Mereka mengejar tujuannya (menguasai Deir Ezzor) dengan memaksa penduduk setempat untuk loyal pada ISIL dan dengan sejumlah faksi gerilyawan lain," kata direktur Obervatory, Rami Abdul Rahman.

Menurut Abdul Rahman, sepanjang tahun lalu pejuang ISIL secara sepihak menyita persenjataan milik rezim Bashar yang direbut melalui pertempuran bersama dengan kelompok gerilyawan lain.

Saat ini, ISIL berhasil menguasai sebagian besar wilayah timur sungai Eufrat di provinsi Deir Ezzor.

Menurut Hussein, kelompok gerilyawan anti-ISIL telah berusaha melawan namun justru menderita kekalahan besar.

Di sisi lain, ISIL juga berusaha menarik dukungan masyarakat biasa dengan membagikan makanan kepada para keluarga miskin di area yang dikuasainya.

"Pada hari lainnya, mereka memberi secara cuma-cuma buah-buahan kepada penduduk setempat. Ini adalah taktik untuk memenangi dukungan," kata Hussein.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement