REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Marzieh Afkham, Minggu menyatakan keprihatinan tentang kudeta militer dan penyebaran kerusuhan di Thailand, dan menyerukan pemulihan hukum serta ketertiban oleh pemerintah yang terpilih secara demokratis.
Menurut Departemen Diplomasi Media Kementerian, ia menggarisbawahi perlunya pemulihan perdamaian dan keamanan di Thailand. Dia mengatakan bahwa Thailand sebagai negara bersahabat Iran harus mengadakan pemilihan demokratis yang melibatkan semua partai politik dan kelompok-kelompok dengan perspektif yang berbeda.
Dia optimistis bahwa pemerintah terpilih Thailand mendatang akan segera meluncurkan berbagai kegiatan di negara itu. Militer Thailand dalam sebuah langkah tak terduga pada 20 Mei mengumumkan darurat militer dengan tujuan membangun ketertiban dan stabilitas di negara itu, setelah enam bulan kerusuhan dan kekerasan politik.
Kudeta militer terjadi setelah berbulan-bulan protes anti-pemerintah di Thailand. Darurat militer memungkinkan tentara untuk membatasi pergerakan dan memeriksa orang-orang selain mencegah melakukan pertemuan-pertemuan umum.