Rabu 28 May 2014 07:15 WIB

Wall Street Menguat, Indeks S&P Catat Rekor Penutupan

Penanda Wall Street, New York, Amerika Serikat.
Foto: blog.doostang.com
Penanda Wall Street, New York, Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Indeks S&P 500 mencatat rekor penutupan baru untuk sesi kedua berturut-turut pada Selasa (Rabu pagi WIB, 28/5), karena saham-saham di Wall Street menguat setelah beberapa data ekonomi AS mantap.

Indeks berbasis luas S&P 500 naik 11,38 poin (0,60 persen) menjadi berakhir pada 1.911,91. Pada Jumat lalu indeks ditutup di atas 1.900 untuk pertama kalinya. Pasar AS ditutup pada Senin untuk hari libur umum.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 69,23 poin (0,42 persen) menjadi 16.675,50, sedangkan gerakan terkuat datang dari indeks teknologi Nasdaq, yang melonjak 51,26 poin (1,22 persen) menjadi 4.237,07.

Data ekonomi AS terbaru menunjukkan kenaikan dalam kepercayaan konsumen untuk Mei, peningkatan yang mengejutkan dalam pesanan barang tahan lama untuk April dan peningkatan harga rumah untuk Maret pada indeks S&P/Case-Shiller yang banyak dipantau.

Wells Fargo Advisors menyebut data ekonomi "memberikan harapan" di pasar.

Mace Blicksilver, Direktur Marblehead Asset Management, mengatakan reli di saham teknologi adalah tanda membaiknya sentimen.

Perusahaan-perusahaan teknologi yang membukukan kenaikan antara lain Apple bertambah 1,9 persen, Facebook naik 3,5 persen, Priceline bertambah 5,2 persen dan Tesla Motors naik 2,1 persen.

Produsen ayam AS Pilgrim Pride mengumumkan tawaran untuk mengakuisisi perusahaan daging dan makanan beku Hillshire Brands dalam sebuah kesepakatan senilai 6,4 miliar dolar AS, dengan syarat Hillshire membatalkan usulan pengambilalihan Pinnacle Foods 6,6 miliar dolar AS. Hillshire mengatakan perusahaan bersiap untuk pengambilalihan yang diusulkan Pinnacle, tetapi berjanji untuk mempelajari tawaran itu.

Saham Hillshire melonjak 22,1 persen, Pilgrim naik 1,7 persen dan Pinnacle merosot 5,4 persen.

Bank of America naik 3,4 persen karena perusahaan mengajukan kembali rencana modalnya setelah Federal Reserve mewajibkan bank untuk menahan distribusi pemegang sahamnya.

Pembuat botox, Allergan, merilis sebuah presentasi yang menyerang Valeant Pharmaceuticals dalam upaya terbaru untuk menggagalkan tawaran pengambilalihan yang tidak diminta. Perusahaan mengangkat berbagai isu, termasuk kemampuan Valeant untuk mempromosikan produk Allergan dan omset yang luas dalam manajemen Valeant. Saham Allergan turun 1,1 persen, sementara Valeant turun 2,6 persen.

Harga obligasi naik. Imbal hasil pada obligasi pemerintah AS berjangka waktu 10 tahun turun menjadi 2,52 persen dari 2,54 persen pada Jumat, sementara pada obligasi 30-tahun turun menjadi 3,37 persen dari 3,40 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak terbalik.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement