Selasa 03 Jun 2014 18:25 WIB

Duh, 300 PSK Dolly Terindikasi Positif HIV/AIDS

Rep: Rr. Laeny Sulistyawati/ Red: Bilal Ramadhan
Suasana di Gang Dolly, Surabaya
Foto: Antara
Suasana di Gang Dolly, Surabaya

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA-- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim), mencatat bahwa kasus virus HIV/AIDS di Kota Surabaya hingga akhir 2013 sebanyak 7.000 kasus lebih. Ironisnya 300 kasus HIV/AIDS diantaranya diidap oleh Pekerja Seks Komersial (PSK) yang bekerja di lokalisasi prostitusi Dolly-Jarak.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita mengatakan,selama rentang tahun 2000 hingga Desember 2013 tercatat sebanyak lebih dari 7.000 kasus HIV/AIDS terjadi di Surabaya. ‘’Sementara PSK di Dolly-Jarak yang mengidap HIV/AIDS mulai rentang tahun 2010-2013 ada sekitar 200-300 kasus,’’ ujarnya saat ditemui di Surabaya, Selasa (3/6).

Dia menambahkan, penderita virus HIV / AIDS terbanyak dialami orang berusia 25 tahun. Febria khawatir para PSK itu bisa menularkan penyakitnya kepada orang lain. Tak hanya HIV/AIDS, pihaknya juga khawatir dengan penyebaran penyakit menular seksual (PMS) terjadi di lokalisasi-lokalisasi Dolly.

PMS yang diderita bermacam-macam, seperti kencing nanah (go), raja singa atau sifilis, hingga hepatitis B/C. ‘’Penyakit tersebut mengkhawatirkan karena dapat menular ke orang lain,’’katanya.

Untuk itu, pihaknya kini tengah berupaya untuk menekan pertumbuhan penyakit mematikan itu. Mulai memberikan obat antiretroviral (ARV) hingga melakukan pendekatan personal dengan menganggap PSK yang terinfeksi sebagai sahabat sehingga mau meminum obat.

Dinkes Surabaya juga memberikn penyuluhan agar PSK maupun Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) yang terjangkit mau meminum obat dan tidak menularkannya ke orang lain. Pihaknya juga intens untuk mengontrol peredaran PMS dan HIV/AIDS dengan rutin menyelenggarakan pemeriksaan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement