Senin 09 Jun 2014 17:01 WIB

Lembaga Zakat Bantu Warga Dolly

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: A.Syalaby Ichsan
Lokalisasi Dolly
Foto: Antara
Lokalisasi Dolly

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Jawa Timur (Jatim), bekerja sama dengan berbagai pihak memberikan bantuan stimulus kepada warga terdampak di daerah lokalisasi prostitusi Dolly, Senin (9/6).

Beberapa lembaga amil zakat tersebut yakni Yayasan Dana Sosial Al-Falah (YDSF) hingga Muhammadiyah Surabaya.  Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Surabaya, Zayin Chudlori mengatakan, berdasarkan sumbangan para donatur maka terkumpul bantuan sebanyak Rp 39 juta.

Uang senilai Rp 39 juta disebutnya untuk warga terdampak di daerah lokalisasi prostitusi Dolly-Jarak. "Namun bantuan itu tidak kami serahkan dalam bentuk uang. Kami memberikan bantuan berupa mesin cuci, gerobak untuk berjualan, pompa air, setrika, dan juga pembinaan,” ujarnya kepada RoL di sela-sela penyerahan bantuan, Senin (9/6).

Pembinaan yang diberikan tersebut berupa penanaman nilai-nilai agama, bantuan sosial, dan usaha. Dia menambahkan, ada 25 relawan yang diterjunkan untuk kegiatan sosial tersebut.

 

Sementara itu, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini (Risma) mengatakan, selain YDSF dan Muhammmadiyah Surabaya, Nahdlatul Ulama dan Universitas Ciputra juga memberikan bantuan. Dana tersebut berasal dari YDSF dan Muhammdiyah Surabaya diwujudkan dalam bentuk barang.

Diantaranya bantuan mesin cuci untuk modal usaha pencucian pakaian, bantuan gerobak gorengan, bantuan modal usaha pembuatan telur asin, hingga bantuan modal usaha pembuatan kaos distro. Risma menyebutkan ada 79 warga terdampak penutupan lokalisasi prostitusi yang menerima bantuan kali ini. Sebagai pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, pihaknya wajib memberikan peluang kepada warganya untuk menjadi lebih baik. 

“Mereka ini warga Surabaya. Yang paling penting bagi saya sebagai pemimpin adalah bagaimana memperbaiki kondisi ekonomi dan kesejahteraan warga, termasuk warga Putat Jaya,” ujarnya.

Jadi, kata dia, pihaknya tidak bisa hanya berpikir jangka pendek seperti besok bisa makan apa. Tetapi bagaimana makanan yang dimakan warganya bisa menjadikan anak-anaknya  tumbuh jadi anak-anak yang luar biasa.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement