Selasa 17 Jun 2014 18:30 WIB

Sehari Sebelum Ditutup, Prostitusi di Dolly Tetap Beroperasi

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Julkifli Marbun
Dukungan penutupan Dolly
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Dukungan penutupan Dolly

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sehari sebelum deklarasi penutupan Dolly dan Jarak, kawasan lokalisasi itu tetap memilih untuk aktif beroperasi. Para pengusaha bisnis prostitusi itu mengaku tidak takut dengan ancaman akan dibredel oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.

"Ya buka mas. Pokoknya kita di sini ya tetap menolak kalau penutupan," kata Buhari, kepada Republika (17/6). Salah satu karyawan wisma Lancar Jaya 12 ini mengatakan, pun setelah deklarasi penutupan tak ada rencana menghentikan bisnis esek-esek tersebut.

Kata dia, pemilik wisma dan para mucikari serta Pekerja Seks Komersial (PSK) di Dolly dan Jarak, setuju untuk melawan aksi penutupan yang direncanakan Wali Kota Tri Rismaharani. Dia yakin benar, dengan solidnya para warga penolak penutupan Dolly dan Jarak akan mengurungkan niatan Risma untuk tutup itu kawasan.

Pantauan Republika dilapangan, Selasa (17/6), kawasan prostitusi di jalan sepanjang tak sampai 1 kilo meter itu, tetap ramai dengan berbagai penawaran kepada orang yang sekadar numpang lewat. Sementara di Jarak, dan di gang-gang sempit pinggirannya, aktivitas bar dan karaoke serta wisma esek-esek juga beroperasi.

 

Dentuman keras dari musik yang beragam dari wisma-wisma berbeda saling beradu kencang. Di dalam wisma-wisma kaca itu, masih banyak perempuan-perempuan seksi berpakaian serba minim. Beberapa diantara terlihat menemani laki-laki yang entah pelanggan atau bukan.

Seorang yang mengaku Riko, karyawan wisma aquarium ter-besar di gang Dolly mengatakan, wisma tempat dia bekerja tak akan pernah tutup dengan ancaman-ancaman Pemkot setempat. Meski saat Republika tak melihat adanya PSK di dalam wisma tersebut, tapi kata dia, operasional jual paha dan selangkangan di tempat itu memang beroperasi setelah maghrib.

"Ya nanti lihat aja. Kesini lagi jam-jam delapan. Tengah malam juga makin rame. Kita nggak mau tutup mas," ujar dia.

Sementara itu, menanggapi deklarasi penutupan atau pun pengalishfungsian lokalisasi Dolly dan Jarak, Rabu (18/6), Front Pekerja Lokalisasi (FPL) dan juga Komunitas Pemuda Independen Dolly dan Jarak (Kopi) mengatakan akan tetap menggagalkan rencana Risma menutup kawasan itu.

Anggota FPL yang mengaku bernama Andre mengatakan, dia bersama ratusan warga Dolly dan Jarak akan bertahan. "Gak ada yang mau tutup mas. Siapa yang mau tutup. Kami (FPL) akan melawan," kata dia. Andre adalah salah satu pengurus wisma aquarium di Dolly.

Dihubungi terpisah, Kapolsek Kecamatan Sawahan Kompol Manang Subekti mengatakan agar FPL, Kopi dan juga warga Dolly dan Jarak yang menolak penutupan, agar tak anarkis dengan deklarasi penutupan Dolly dan Jarak, Rabu (18/6).

"Polsek Sawahan siap dengan 800 personil. Pasukan sudah siap dengan pengamanan deklarasi (penutupan) besok," ujar dia. Kata dia, personil pimpinannya sebagian dari perbantuan Polrestabes dan Polda Metro Jaya. Pasukan tersebut berada di ring satu pengamanan deklarasi di Islamic Center Surabaya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement