Kamis 19 Jun 2014 08:19 WIB

Dolly, Lokalisasi ke-24 di Jatim yang Ditutup

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Erik Purnama Putra
Anggota Satpol PP memeriksa identitas penghuni wisma ketika razia di kawasan lokalisasi Dolly, Surabaya, Ahad (13/1) dini hari WIB.
Foto: Antara
Anggota Satpol PP memeriksa identitas penghuni wisma ketika razia di kawasan lokalisasi Dolly, Surabaya, Ahad (13/1) dini hari WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lokalisasi Dolly bukan merupakan yang pertama harus mengakhiri sejarahnya dengan diberhentikan operasionalnya secara resmi oleh pemda. Berdasarkan catatan Pemprov Jawa Timur (Jatim), setidaknya 24 lokalisasi sudah ditutup lantaran mendapat keluhan dari masyarakat setempat.

"Dolly bukan yang pertama ya. Dolly ini yang ke-24. Sudah banyak lokalisasi yang ditutup. Masyarakat tidak ingin hidup di tengah lingkungan yang seperti itu," kata Wakil Gubernur Jatim Syaifullah Yusuf kepada Republika Online, kemarin.

Gus Ipul menyatakan, setelah penutupan, ribuan pekerja seks komersial (PSK) akan diberdayakan pemda. Pihaknya memiliki tugas untuk membimbing mereka agar bisa mencari nafkah secara benar. Pemda, kata dia, sudah mencoba memberikan pelatihan, misal menjahit kepada para wanita agar bisa bekerja dengan baik.

"Ini sudah kami susun dalam rencana penutupan. Kami tentu tidak membiarkan mereka begitu saja. Ada langkah-langkah yang harus disiapkan. Memang tidak mudah ya, karena mereka sudah terlanjur hidup dari pekerjaan seperti itu. Tapi, kemudian kita latih. kami menyiapkan pelatihan keterampilan hidup sesuai minat mereka," katanya.

Menurut dia, selain proses pendampingan, Pemprov Jatim dan Kementerian Sosial (Kemensos) bekerjasama untuk pemberian bekal hidup. Masing-masing dari mereka akan mendapatkan bantuan hidup Rp 3 juta dari Kemensos dan Rp 2 juta dari pemprov Jatim. "Total semuanya sekitar Rp 5 juta. Ini untuk modal awal mereka hidup."

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement