REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Anshor, Nusron Wahid menyatakan, model ulama yang hobinya gampang mengharamkan pasti ulama orderan.
"Ulama yang sesungguhnya itu senantiasa yakhsallah, takut kepada Allah. Saking takutnya, tidak gampang menyakiti atau mengharamkan atau menghalalkan sesuatu," tegas Nusron saat dihubungi Republika Online, Selasa (1/7) sore.
Menurut politikus Partai Golkar yang dipecat itu, memilih merupakan hak setiap orang. Bagi manusia, hak itu dilindungi oleh Allah Swt. Apalagi, yang dipilih sama-sama orang Muslim, sehingga tidak ada masalah.
Nusron menyatakan hal itu menanggapi maklumat haram yang dikeluarkan oleh Forum Ulama Ummat Indonesia (FUUI) untuk memilih capres-cawapres Joko Widodo (Jokowi)-Muhammad Jusuf Kalla (JK) dalam Pilpres mendatang.
Sebelumnya, FUUI keluarkan maklumat haram untuk memilih pasangan Jokowi-JK dalam Pilpres mendatang. Alasannya, pasangan itu dianggap meresahkan dan mengancam eksistensi umat Islam. Pasangan itu juga dinilai akan berpotensi menciptakan iklim sentimen keagamaan yang dapat bermuara pada konflik horizontal.
Putusan maklumat ini diakui telah melalui proses yang panjang. Sejak berdiri pada tahun 2001, FUUI selalu menghindar untuk masuk dalam ranah politik praktis.
"Saya perlu pertegas, ini tidak dalam posisi dukung mendukung salah satu calon, kami berkomitmen hanya untuk memikirkan umat, kami bersih dari kepentingan politik praktis," ujar Athian Ali Ketua FUUI, kepada wartawan di Masjid Al-Fajr, Jalan Cijagra, Kota Bandung, Senin (30/6).