REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Dua menteri mengapresiasi kehadiran Mobil Curhat yang diluncurkan oleh Pemerintah Kota Bogor bekerjasama dengan Fakultas Ekologi Manusia IPB.
"Bagus, asal konsisten dijalankan. Jangan sampai kayak konseling HIV/AIDS, awal-awalnya saja yang menggebu-gebu, sekarang sudah redup," kata Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi, Selasa.
Nafsiah mengingatkan pihak-pihak yang terkait tidak bosan mengelola Mobil Curhat tersebut. Selain itu, juga harus ada perbaruan-perbaruan sehingga program yang ada di mobil tersebut bisa berjalan maksimal.
"Karena saya punya pengalaman saat di Harvard, ada program demikian malah disalahgunakan. Jadi 'phone sex' ini yang harus dihindarkan," ujar Menkes.
Menkes juga menegaskan, harus ada standar operasional (SOP) agar petugas yang ada di mobil curhat harus diberikan pembekalan dan pelatihan. "Dan lambat laun harus ada keberlanjutan, dengan melatih orang-orang baru," ujar Menkes.
Apresiasi juga disampaikan oleh Menteri Pemberdayaan dan Perlindungan Anak, Linda Amalia Sari Gumelar. Menurut Linda, setiap upaya pemerintah baik di daerah kota dan kabupaten tidak ada yang mau menyengsarakan rakyatnya.
"Walau saya tidak tahu detail mobilnya, tapi saya kira segala upaya pemerintah tidak ada yang mau menyengsarakan rakyatnya," ujar Linda.
Operasional Mobil Curhat secara resmi diluncurkan Ahad (6/7) kemarin, oleh Wali Kota Bogor, disaksikan Wakil Wali Kota Usmar Hariman, Sekretaris Daerah Ade Sarip Hidayat, Wakil Dekan FEMA IPB Prof Ahmad Sulaeman dan Muspida Kota Bogor.
Untuk tahap awal satu unit Mobil Curhat dioperasikan, berkeliling di setiap wilayah setiap dua kali seminggu. Fokus konseling utama masalah keluarga dan gizi.
Seluruh fasilitas konseling diberikan gratis, warga yang ingin berkonsultasi dapat langsung ke ahlinya.
Apresiasi tersebut disampaikan kedua menteri karena operasional Mobil Curhat sejalan dengan program di dua kementerian tersebut.