REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kantor Jaringan Suara Indonesia (JSI) yang hasil hitung cepatnya di Pilpres 9 Juli lalu, memenangkan Prabowo-Hatta diserang orang yang tidak dikenal Jumat, (11/7) dini hari WIB. Kantor JSI yang terletak di Warung Jati Timur, Jakarta Selatan, tersebut dilempari Bom molotov meski bom tersebut tidak meledak.
Menanggapi hal itu, Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) MS Kaban mengatakan, seluruh masyarakat maupun pendukung Prabowo jangan sampai terprovokasi.
"Walaupun ada serangan bom molotov, dari awal Prabowo telah mengingatkan agar seluruh elemen yang ada di koalisi merah putih menahan diri," katanya.
Menurut dia, tenang dan sabar harus dilakukan. "Namun tenang dan sabar bukan berarti lemah," ujar Kaban.
Dia menyatakan, kalau ada serangan bom molotov di mana pun kepada lembaga survei apapun, kata Kaban, masyarakat tidak perlu terpancing. Biarlah polisi yang menindak mereka. "Saya yakin pelemparan bom molotov kepada lembaga survei itu hanyalah pancingan. Upaya untuk melakukan provokasi," kata mantan menteri kehutanan itu.
Dia mengimbau agar semua WNI harus dilindungi. Tidak perlu disakiti, diteror dengan cara yang tidak baik, dan polisi harus bertindak. Dia menyatakan, tidak perlu ada saling intimidasi sebab proses pilpres sudah berjalan.
"Apanya yang mau diintimidasi, rakyat sudah memilih," katanya. Kaban menyerukan agar rakyat tidak terpancing dengan provokasi apapun. Tunjukkan ke dunia pemilu Indonesia beradab, tidak perlu ada teror.