REPUBLIKA.CO.ID, DURBAN -- Sedih karena membaca begitu banyak berita perang di Gaza, Muslim Afrika Selatan telah meluncurkan kampanye nasional untuk mengumpulkan uang, makanan, dan obat-obatan untuk warga sipil yang terkepung. Perwakilan dar KwaZulu-Natal (KZN) Islamic Medical Association, Solly Suleman mengatakan ini adalah tragedi menyedihkan dimana banyak anak-anak tak berdosa dan rakyat sipil terbunuh dan masyarakat dunia hanya berdiri dan menonton.
"Tragedi ini juga terjadi diwaktu yang sangat tidak tepat. Sekarang adalah bulan Ramadhan," ujar Solly, dilansir dari On Islam, Selasa (15/7).
Perang Israel di Gaza sudah lebih dari sepekan. Muslim Paletina tidak menikmati kebahagiaan mereka dibulan suci. Israel melancarkan serangan udara tanpa henti dan telah menewaskan lebih dari 170 orang dan ratusan lainnya terluka.
Sebanyak 1,5 persen dari 44 juta penduduk Afrika Selatan adalam Muslim. The Islamic Medical Association of South Africa (Imasa) dan mitra lokalnya, PIMA (Palestina International Medical Aid), telah memulai kampanye penggalangan dana yang bertujuan untuk menyediakan makanan, pakaian, obat-obatan dan perlengkapan lainnya ke Jalur Gaza yang terkepung. Fasilitas kesehatan Gaza telah tercekik selama beberapa tahun terakhir sejak invasi 2009.
"Israel juga telah memblokade semua jalur akses dan embargo pada pasokan penting, termasuk bahan bakar dan listrik," kata Dr Riaz Ismail dari Imasa.
Rakyat Gaza begitu membutuhkan tenaga medis, obat-obatan, perlengkapan bedah, garam, cairan dan lainnya. Pengungsi juga membutuhkan pakaian, selimut, tempat tinggal, makanan, air minum, sanitasi, dan bantuan kemanusiaan lainnya.