REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pihak Israel melanggar kesepakatan tiga hari gencatan senjata di jalur Gaza. Pernyataan tersebut resmi disampaikan juru bicara milliter Israel Oerter Lerner setelah pasukannya kembali membombardir kawasan selatan Palestina yang menewaskan sedikitnya 50 orang.
"Benar, kami kembali melanjutkan aktivitas operasi darat kami," ujar Lerner, seperti dikutip Aljazirah, Jumat (1/8).
Pihak Israel menuding, Hamas bertanggun jawab atas hilangnya satu orang tentara mereka di Gaza. Alasan tersebut mereka klaim sebagai dasar keputusan untuk membatalkan gencatan senjata dan kembali menggempur gaza.
Tentara hilang tersebut bernama Hadar Goldin (23 tahun). Menurut Israel, Goldin hilang setelah terlibat baku tembak dengan sejumlah prajurit Hamas yang menyusup melalui terowongan bawah tanah ke wilayah Israel.
Atas tuduhan tersebut, Hamas belum memberikan konfirmasi atau menyatakan penolakannya atas tudingan itu. Sebaliknya, Hamas balik menuduh, alasan tersebut dibuat-buat untuk menutupi pembantaian yang mereka lakukan di Rafah, satu jam berselang pascakesepakatan gencatan senjata. Sumber Hamas menyatakan, 35 orang Palestina meninggal dunia dalam serangan tersebut.
Jumat (1/7) lalu, PBB dan Amerika Serikat memfasilitasi perundingan gencatan senjata antardua belah pihak. Koordinator Khusus PBB Robert Serry menyayangkan gagalnya kembali gencatan senjata yang diupayakan.