Kamis 07 Aug 2014 12:47 WIB

Keterkaitan Australia dengan Misi ‘Rosetta’

Komet. Ilustrasi.
Foto: Antara
Komet. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Insinyur asal Sydney, Warwick Holmes, menjadi sosok vital dalam urusan komunikasi dengan 'Roseta'.'Roseta' merupakan pesawat yang dirancang pemerintah Australia dalam upanyanya mendarat di sebuah komet.

Holmes adalah orang yang membantu membangun pesawat luar angkasa itu dan sebuah antena satelit di New Norcia, 2 jam dari Perth.  “Saya bekerja 4,5 tahun di proyek ini, lebih dari 8000 jam dan tiap hari, saya tadinya pergi dan menyentuh benda ini dan tadinya tak pernah terlintas di benak saya betapa pentingnya ini atau...apa yang akan terjadi 10 tahun dari sekarang. Ini hanyalah sekotak perangkat elektronik,” ujarnya.

Warwick mengatakan, sebagai seorang insinyur, ia ‘terlibat dalam bagian paling menyenangkan dari pembangunan dan uji coba pesawat luar angkasa itu’.

“Bisa terlibat dalam misi yang menarik, upaya pertama manusia untuk berada di orbit komet dan melakukan pendaratan, adalah sesuatu yang belum pernah saya bayangkan selama hidup,” tuturnya, baru-baruini.

Dan sepanjang fase kritis dari misi ‘Rosetta’ berlangsung, sebuah antena seberat 600 ton dan sepanjang 35 meter, yang terletak 2 jam dari kota Perth, menolong untuk menyampaikan sinyal terjernih dari keseluruhan misi.

Cuaca baik dan rendahnya gangguan radio yang dimiliki New Norcia, membuatnya pas sebagai tuan rumah antena tersebut namun para ilmuwan memiliki satu rintangan yang harus diatasi. Kota ini adalah tempat berdiamnya para biarawan Katolik Roma.

Biarawan Dom Chris Powers mengingat dengan jelas kunjungan pertama para ilmuwan itu.

“Itu adalah sebuah kejutan bagi kami. Di sebuah minggu siang, seorang ilmuwan Spanyol datang dan membunyikan bel. Ia berkata bahwa ia tertarik untuk mencari tempat yang cocok bagi stasiun luar angkasa, yang tentunya bukan pertanyaan yang anda harapkan di suatu minggu siang pada jam istirahat. Ada beberapa orang yang bertanya kepada kami: tidakkah anda khawatir mereka mungkin tak menemukan satu orang-pun di atas sana?,” begitu kenang sang Biarawan.

Ia juga menyebut proyek tersebut sebagai sebuah ‘perkawinan yang sangat bahagia’.

“Para ilmuwan dan insinyur yang datang ke sini benar-benar tertarik dengan gaya hidup kami, bergabung dengan kami untuk ibadah, dan ikut mencuci dari waktu ke waktu,” tuturnya.

‘Rosetta’ kini akan menghabiskan beberapa bulan ke depan untuk memetakan komet tersebut sebelum melakukan upaya pendaratan akhir pada bulan November.

sumber : abc, radio australia
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement