Selasa 12 Aug 2014 02:58 WIB

Kelompok di Turki Kirim Armada Kapal Tantang Israel

Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan.
Foto: Reuters
Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Kelompok bantuan Turki pada Senin (11/8), menyatakan akan kembali mengirim armada kapal untuk menantang Israel atas pengucilan Gaza, empat tahun setelah pasukan komando Israel menyerbu armadanya, yang menuju Palestina, dan menewaskan 10 warganya.

Rencana itu tampak memicu hambatan lagi dalam upaya membangun kembali hubungan diplomatik hancur Turki dengan Israel, saat Ankara meluncurkan jalur udara, yang membawa warga terluka Palestina ke Turki dan bantuan untuk Gaza.

Tiga wanita dan satu pemuda Palestina diterbangkan dari Tel Aviv ke Ankara semalam untuk dirawat sesudah Turki membicarakannya dengan Israel, langkah pertama upaya Ankara mengungsikan kemungkin ribuan orang dari Jalur Gaza.

Menteri Luar Negeri Ahmet Davutoglu merinci bantuan itu pada pekan lalu setelah sebulan pertumpahan darah, yang menewaskan 1.910 warga Palestina dan 67 orang Israel.

Tapi, niat baik apa pun dari langkah itu dapat mengancam pengumuman Yayasan Bantuan Kemanusisaan (IHH) bahwa gabungan pegiat pendukung Palestina dari 12 negara memutuskan meluncurkan iringan dalam bayangan gempuran terkini Israel atas Gaza.

"Gabungan Armada Kebebasan memastikan bahwa, karena sebagian besar pemerintah terlibat, tanggung jawab jatuh pada masyarakat untuk menantang pengucilan Israel atas Gaza," katanya dalam pernyataan sesudah kelompok itu bertemu di Istanbul pada akhir pekan lalu.

Wanita juru bicara IHH tidak merinci. Kelompok itu akan mengadakan jumpa pers pada Selasa (12/8), katanya. Sembilan warga Turki tewas pada Mei 2010 di perairan antarbangsa setelah Tentara Israel menyerbu kapal mereka, Mavi Marmara, yang memimpin armada itu untuk memecah kucilan tujuh tahun Israel atas Gaza.

Pegiat ke-10 Turki meninggal pada Mei akibat luka dari serangan itu. Sesudah sebelumnya bersekutu, hubungan Turki dengan Israel tegang sejak akhir 2008 akibat gerakan tentara Israel terhadap pejuang, yang menguasai Gaza.

Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan, yang pada Ahad (10/8) terpilih menjadi presiden, termasuk yang pengecam paling nyaring atas kemelut Israel dengan gerakan Hamas, yang memerintah Gaza. Dalam kampanye pemilihan umum, Erdogan menyamakan ulah Israel di Gaza dengan kelakuan Hitler dan memperingatkannya akan tenggelam dalam darah, yang ditumpahkannya.

sumber : Antara/Reuters/AFP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement