REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANCISCO -- Suku asli Amerika menyuarakan empati mereka terhadap warga Gaza, Palestina. Mereka merasakan bagaimana perjuangan yang sama mempertahankan bantustan (Tanah Air) seperti situasi yang kini dirasakan di Palestina.
Ketua American Indian Movement (AIM), Tony Gonzales mengungkapkan meski memang ada perbedaan pandangan politik, tapi suku asli Amerika bisa membayangka gangguan paralel yang sama yang terjadi pada Warga Pertama Amerika Utara dengan warga asli Palestina.
Countercurrentnews, Sabtu (9/8) lalu melaporkan, sejak Desember 2013, The Native American and Indigenous Studies Association menjadi salah satu dari tiga kelompok akademik yang berbasis di Amerika Utara, yang mendorong kampanye dukungan bagi Palestina dan memboikot Israel.
Seorang keturunan Suku Asli Amerika, Gyassi Ross menyampaikan ia merasa harus mendukung Palestina sebab ia merasakan kesamaan sebagai orang asli yang dipaksa hengkang dari tanah leluhur. ''Sebab itu saya mendukung Palestina menjadi negara merdeka,'' kata Ross.
Penduduk asli diberbagai belahan dunia banyak yang mengalami ancaman genosida kejam seperti halnya suku Indian di Amerika Utara. Sama seperti suku Indian, warga Palestina juga tidak memiliki tempat lain untuk pergi dan tak memiliki opsi lain selain bertahan dan melawan tekanan Israel.