Sabtu 26 Jan 2019 20:14 WIB

Ganjar Targetkan Raihan 80 Persen Suara Jateng untuk Jokowi

Ganjar Pranowo mengadakan pertemuan dengan 31 bupati/wali kota Jateng.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Andri Saubani
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.
Foto: Bowo Pribadi.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menargetkan perolehan 80 persen suara di Jawa Tengah (Jateng) untuk pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Joko Widodo-Maruf Amin dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) pada April 2019. Target tersebut dinilai realistis dengan dukungan mayoritas bupati/wali kota di Jawa Tengah.

Hal tersebut diungkapkan Ganjar seusai pertemuan dengan 31 bupati/wali kota yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), di Hotel Alila, Solo, Sabtu (26/1). Pertemuan tertutup tersebut membahas mengenai pemetaan wilayah pemenangan Jokowi-Maruf Amin di Jawa Tengah.

Ganjar menegaskan, sebagai kepala daerah, dirinya dan 31 bupati/wali kota tersebut tetap menjalankan fungsi utama dalam melayani masyarakat. "Namun, sebagai kader partai, kami semua adalah tim yang mendukung Jokowi-KH Maruf Amin. Dan kami siap memenangkan Pemilu di Jawa Tengah, mutlak," terang Ganjar kepada wartawan.

Ganjar menilai, target kemenangan mutlak tersebut realistis. Sebab, para kepala daerah tersebut telah teruji dari berbagai pemilihan.

Di antara mereka ada yang pernah menjadi anggota legislatif kemudian menjadi kepala daerah, ada yang menjadi kepala daerah beberapa kali, serta ada yang sudah memenangkan sampai periode kedua. Bahkan, ada yang menjabat sebagai pimpinan partai di wilayah masing-masing.

"Untuk target kemarin dari partai menyampaikan 80 persen. Kami di atas dan di bawah itu dengan berbagai varian yang dimiliki dengan kekuatan masing-masing," jelasnya.

Pemetaan wilayah pemenangan Jokowi-Maruf Amin tersebut, lanjutnya, berbasis data pada pilkada serentak tahun lalu. Pada pilkada tingkat kabupaten/kota, 31 kepala daerah tersebut yang memimpin. Namun, pada pemilihan gubernur, petanya agak sedikit berbeda.

"Beberapa survei yang kami dapat mungkin area-area di wilayah barat yang menjadi perhatian kami, terutama Brebes, Cilacap, dan Banyumas atau Banyumas Raya," ungkapnya.

Meski demikian, dia menegaskan, seluruh aturan dan etika akan menjadi pedoman dalam melayani masyarakat sekaligus berkampanye. Dirinya dan 31 kepala daerah tersebut telah sepakat untuk mendukung Pemilu yang damai, edukatif, anti SARA (suku, ras, agama dan antargolongan), serta anti hoaks. "Kami sudah sepakat untuk santun dan pakai etika sehingga nanti tidak memecah belah masyarakat," ujarnya.

Sementara itu, Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo, menyatakan, tekad para kepala daerah sudah bulat untuk memenangkan target 80 persen tersebut. Menurutnya, warga Solo dan Jateng pada umumnya memiliki ilmu titen atau mengingat. Dia menyebut, pada Pilpres 2014 pasangan Jokowi-Jusuf Kalla mendapatkan 78 suara di Solo. Padahal saat itu keduanya belum bekerja sebagai pemimpin negara.

"Sekarang Pak Jokowi sudah bekerja kayak gini, mestinya suara di Solo ya lebih," ucap Rudyatmo.

Di sisi lain, Rudyatmo juga menyambut dan mempersilakan kubu lawan untuk mendirikan posko di Solo bahkan sampai ke tingkat RW. Namun, dia mengklaim posko PDIP maupun posko pemenangan Jokowi-Maruf Amin jauh lebih banyak.

"Intinya kita tidak perlu umuk (sombong) tapi nyambut gawe (bekerja)," tukasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement