Kamis 14 Mar 2019 19:22 WIB

PBNU: Dukungan Kami ke 01 akan Lebih Besar dari Survei

Rata-rata kiai di pedesaan menyerukan untuk memilih Jokowi-Maruf.

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Andri Saubani
Peluncuran Cenderamata Resmi Paslon 01. Model memamerkan cenderamata resmi Paslon Capres nomer 01 Jokowi-Maruf Amin di Jakarta, Jumat (25/1/2019).
Foto: Republika/ Wihdan
Peluncuran Cenderamata Resmi Paslon 01. Model memamerkan cenderamata resmi Paslon Capres nomer 01 Jokowi-Maruf Amin di Jakarta, Jumat (25/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Sulton Fathoni mengatakan, dukungan warga Nahdlatul Ulama (NU) terhadap pasangan calon (paslon) nomor urut 01 Jokowi-Maruf akan bertambah. Hal itu, menurut Sulton, karena keberadaan Maruf Amin sebagai tokoh NU.

"Kemungkinan persentase dukungan terhadap pasangan nomor 01 itu akan semakin tinggi. Ada sosok Kiai Maruf Amin karena beliau menjadi faktor penguat kecenderungan warga NU memilih Pak Jokowi," ujarnya saat dihubungi Republika, Kamis (14/3).

Baca Juga

Sulton menjelaskan, rata-rata kiai di pedesaan menyerukan untuk memilih Maruf Amin, sehingga dukungan terhadap paslon 02 Prabowo-Sandi akan tergerus. Apalagi, lanjut Sulton, ke-tawadhu-an atau kepatuhan warga NU terhadap kiai sangat besar di daerah pedesaan.

"Ke Pak Prabowo itu dengan rasionalitas berbeda. Ini akan tergerus pada saat pencoblosan dan berpindah pilihan ke Pak Jokowi. Karena keterikatan moralitas dengan pak kiai itu tinggi," tuturnya.

Sulton menyebut, lembaga survei sebagian besar menjagaku responden yang berada di kawasan perkotaan. Karena itu, warga NU yang memilih Prabowo-Sandi mayoritas merupakan warga kota yang memiliki rasionalitas dan belum terpengaruh oleh kiai.

Di sisi lain, hasil dari lembaga survei belum mampu menjangkau mayoritas warga NU yang berada dipelosok. Karena itu, angka dukungan warga NU terhadap Jokowi-Maruf  masih terbilang kecil.

"Kenapa ini terjadi? Seperti yang pernah di disampaikan oleh Gus Dur. Itu kan survei banyak warga NU yang tidak punya HP, tidak bisa dihubungi, makanya tidak terjangkau" katanya.

Meskipun demikian, Sulton menegaskan, PBNU tidak mengarahkan warga NU untuk memilih salah satu paslon. Sebab, PBNU bukan partai politik. Dia menambahkan jika ada sikap individu yang menjadi bagian dari pengurus PBNU itu bukan merupakan keputusan organisasi.

"Kalau PBNU ini bukan partai, pasti tidak mengarahkan. Tapi banyak kiai di PBNU sudah punya pilihan. Harus di bedakan antara sikap organisasi dan person," katanya.

Sebelumnya, hasil survei Konsep Indonesia menunjukkan peta dukungan organisasi masyarakat (ormas) yang mendukung kedua pasangan calon presiden. Mayoritas responden dari Nahdlatul Ulama (NU) mendukung Jokowi-Maruf dengan persentase 52,2 persen.

Angka tersebut mengungguli Prabowo-Sandi yang mendapatkan dukungan dari responden NU sebesar 38,8 persen. Responden yang mengidentifikasikan diri sebagai bagian dari NU ada sebesar 40,2 persen dari total responden.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement