REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Pemerintah Kabupaten Dairi, Sumatera Utara berupaya mengintensifkan pengembangkan tanaman kopi sebagai komoditas ekspor dari tanaman yang ada selama ini seluas 20.047 hektare dengan produksi 13.000 ton.
"Pengembangan tanaman kopi itu sejalan untuk semakin mendorong Sumut mempertahankan sebagai salah satu daerah pengekspor kopi terbesar di Indonesia," kata Humas Pemkab Dairi, Rahwasid Banurea di Medan, Rabu.
Ia mengatakan, Dairi sejak dulu dikenal sebagai daerah penghasil kopi yang lebih dikenal dengan Kopi Sidikalangnya.
Luas tanaman kopi di Dairi antara jenis Robusta dan Arabika hampir berimbang, namun diakui, tanamn Robusta sebagian besar berumur tua sehingga produktivitasnya lebih rendah dari Arabika.
"Sejalan dengan pengembangan areal, maka Pemkab Dairi juga berupaya mendorong peremajaan tanaman kopi kedua jenis itu untuk meningkatkan produktivitas dan mutunyat,"katanya.
Rahwasid menegaskan, meski beberapa pengusaha besar sudah berinvestasi di sektor perkebunan dan industri kopi di Dariri, namun sebagian besar lahan kopi di daerah itu dikelola atau dimiliki petani.
"Pemkab Dairi terus berupaya membantu peningkatan produksi khususnya melalui peningkatan produktivitas dan kualitas," katanya.
Rahwasid menjelaskan, perekonomian Dairi memang terbesar dari dukungan sektor pertanian dan perkebunan, dimana lebih dari 80 persen dari 300 ribuan jiwa penduduk kabupaten itu mengandalkan sumber mata pencaharian dari kedua sektor itu.
"Selain kopi, dewasa ini, Dairi cukup dikenal dengan penghasil jagung, kakao dan jeruk mengingat lahan yang masih cukup subur dengan kondisi wilayahnya yang berada pada ketinggian rata-rata 700 hingga 1.250 meter di atas permukaan laut," katanya.
Sejalan dengan pengembangan lahan perkebunan dan pertanian, tentunya pemkab juga berupaya mendorong berkembangnya industri pengolahan sehingga masyarakat dan pemerintah daerah itu mendapatkan keuntungan yang lebih maksimal.
Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Sumut, Andryanus Simarmata, mengakui, kopi asal Dairi merupakan salah satu kopi terbaik di Sumut yang sangat dibutuhkan eksportir untuk memenuhi kebutuhan ekspor.
Apalagi untuk kopi dewasa ini semakin diminati yakni Kopi Luwak yang merupakan kopi yang didapat dari hasil proses panjang dari biji kopi sisa pembuangan Luwak (Musang).
Dia mengakui, masing-masing daerah penghasil kopi di Sumut seperti Tapanuli Utara dan Dairi, memiliki rasa dan aroma yang berbeda dan sama-sama disukai para peminum kopi sehingga tidak mengherankan kalau industri kopi ternama dunia juga mengandalkan kopi Sumut sebagai bahan utama kopinya.
"Sudah seharusnya Pemerintah Pusat, provinsi dan kabupaten/kota membantu pengembangan kopi di Sumut dan asosiasi siap mendukung," katanya.