REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Firman Noor menilai, kontestasi menuju Pilkada Depok 2015 akan diwarnai oleh kekuatan calon dari partai politik (parpol). Sedangkan, calon independen akan sulit merangkul masyarakat Depok.
Firman mengatakan, peta politik Pilwakot Depok ditentukan oleh keberadaan parpol dan potensi masing-masing kandidat. Melihat hasil Pileg 2014, partai-partai yang selama ini berkuasa di Depok mulai mendapat tantangan dengan munculnya kekuatan-kekuatan alternatif.
“Yang diperhitungkan itu Partai Golkar, PKS dan Partai Demokrat, dan yang mulai bergeliat ini Partai Gerindra. Nampaknya di Depok, partai memainkan peran yang signifikan, calon independen tidak mudah menang,” kata Dosen Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) tersebut ketika dihubungi, Rabu (27/8).
Hingga kini, nama sejarawan JJ Rizal didorong untuk maju dalam pemilihan pada akhir Februari mendatang. Rizal bukan orang parpol, dan sangat mungkin bertarung dari jalur independen.
Menurut Firman, kombinasi antara tokoh yang populer dan tokoh yang dianggap bersih yang diusung partai populer di Depok akan berdampak positif bagi siapa pun calon kandidat yang didukung. Depok menjadi ajang serius dari para partai sehingga kedekatan politikus dengan masyarakat cukup terjaga.
“Cuma sekarang partai bisa bersanding dengan relawan, masih terbuka peluang kalau calon kandidat itu mampu membangun komunitas dan menggalang dukungan relawan untuk meyakinkan kalau kandidat ini layak dipilih. Kalau punya kapabilitas individu dan patrai akan mampu menggalang dukungan masyarakat,” imbuhnya.