REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—Lagu daerah yang dipadukan dengan alunan musik orkestra menjadi sebentuk baru cara menikmati kekayaan budaya dalam bentuk lebih nikmat.
“Album ini merupakan salah satu upaya untuk mempromosikan lagu daerah Indonesia agar bisa lebih diapresiasi dan diterima oleh berbagai kalangan,” ujar Tjut Nyak Deviana Daudsjah di sela-sela peluncuran Symphonic Tales of Indonesia di Auditorium Galeri Indonesia Kaya, Senin (8/9) kemarin.
Profesor lulusan musik klasik ini serius mengaransemen lagu daerah dan merekamnya sebagai cara mempromosikan lagu daerah Indonesia. Tujuannya agar bisa lebih diapresiasi dan diterima oleh berbagai kalangan.
Album ini menjadi unik karena lagu-lagu daerah tersebut dimainkan dengan orkestra bersama musik Orchester der Kulturen Germany dan vokal dari Tompi.
Tercatat ada 10 buah lagu yang dipilih untuk album ini, antara lain Ayo Mama, Keroncong Kemayoran, Anging Mamiri, Papaya Cha Cha, Yamko Rambe Yamko, Jembatan Merah, Cublak Cublak Suweng, O Inani Keke, Bungong Jeumpa, dan Rayuan Pulau Kelapa.
“Indonesia memiliki warisan budaya dan lagu daerah yang amat kaya, namun untuk tetap bertahan, kita harus mampu memadukannya dan berinovasi dengan abad 21,” jelas Tjut Nyak Deviana.
Album Symphonic Tales of Indonesia ini juga mendapat dukungan dari pemerhati budaya Gita Wirjawan. “Kita sebagai bangsa Indonesia sudah sepatutnya bangga akan warisan lagu-lagu daerah Nusantara,” paparnya.