REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Tirta Wahana Bali International akan mendengarkan masukan dari elemen masyarakat yang mengkhawatirkan revitalisasi Teluk Benoa bisa merusak lingkungan.
"Kami menyimak dan mencatat dengan baik berbagai masukan dan kekhawatiran yang mungkin terjadi, semua hal itu dijadikan masukkan dalam FS yang sedang kita kerjakan, dengan harapan hal-hal yang dikhawatirkan tersebut dapat dihindari," papar manajer PT TWBI, Hendi Lukman, kepada Republika Online (ROL).
Mengenai persoalan siapa yang semestinya melakukan revitalisasi, Hendi justru bertanya tentang kesiapan anggaran dari Pemprov untuk rencana Revitalisasi. "Kita swasta yang tertarik dan ingin melakukan investasi tentunya akan memberikan kontribusi pemasukan PAD ke daerah, nah PAD ini yang lebih baik digunakan untuk membangun wilayah lain yang belum maksimal pembangunannya," kata Hendi.
Hendi menolak anggapan, reklamasi Teluk Benoa sama artinya dengan menjual Bali ke swasta. TBWI sebagai swasta hanya akan diberikan HGB itu saja secara hukum membuktikan bahwa hasil reklamasi bukan milik swasta. "Apa penjualan lahan-lahan produktif kepada swasta untuk dibangun menjadi hotel, mall atau bangunan lainnya juga menjual Bali ke swasta dong?" ungkapnya.