REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR--Samudera Hindia (Indian Ocean) adalah salah satu samudera penting dalam perspektif geostrategis Indonesia yang membentang di wilayah selatan, sehingga Indonesia harus berperan aktif dalam mengelola kawasan Samudera Hindia.
Setidaknya itulah pesan yang tersirat dalam Workshop "Pertemuan Kelompok Ahli (PKA) Kajian Mandiri P3K2 ASPASAF-Kepemimpinan Indonesia dalam Indian Ocean Rim Association (IORA)", yang berlangsung di Gedung EDTC-PKSPL IPB. Workshop yang diselenggarakan Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kawasan Asia Pasifik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri bekerjasama dengan PKSPL-IPB. Acara dibuka oleh Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kementerian Luar Negeri Dr. Darmansyah Djumala.
Prof. Hasjim Djalal, salah satu narasumber, mengingatkan bahwa konsep awal Konferensi Asia Afrika (KAA) adalah Samudera Hindia. Pada saat itu, Samudera Hindia menjadi lalu lintas pelayaran. Namun sekarang, Samudera Hindia menjadi lalu lintas trans-national crime. Dengan demikian, dulu bahaya dari arah utara, sekarang bahaya itu datang dari arah selatan.
Oleh karena itu, Hasjim Djalal memberikan rekomendasi terkait keterlibatan Indonesia dalam IORA, yaitu menjaga kepentingan perikanan, menjaga kepentingan sumberdaya mineral, menjaga kepentingan security defence, dan mengembangkan kerjasama diantara negara-negara Samudera Hindia.
Sementara itu, Prof. Rokhmin Dahuri dalam kapasitasnya sebagai Penasehat Utama PKSPL-IPB menambahkan tentang pentingnya tata kelola Samudera Hindia yang bertujuan untuk mewujudkan kemajuan dan kesejahteraan bersama secara adil dan berkelanjutan, terutama bagi Indonesia yang sekarang mendorong supaya menjadi poros maritim dunia.
Pembicara lain dalam acara ini adalah Kepala PKSPL IPB, Dr. Luky Adrianto dan Kepala Pusat Studi Asia Pasifik Universitas Indonesia, Dr. Eddy Prasetyono.
Luky Adrianto menyatakan bahwa IPB mendukung kepemimpinan Indonesia dalam IORA melalui riset terpadu tentang Samudera Hindia yang akan dilaksanakan dalam kerangka program EMBRIO IPB bekerjasama dengan FPIK-IPB. Salah satu idenya adalah pembentukan National Center for Indian Ocean Studies dalam bentuk virtual center, yang akan menjadi pusat rujukan bagi seluruh informasi dan hasil riset Samudera Hindia.