Selasa 16 Sep 2014 22:00 WIB

Sulut Kembangkan Pengawet Makanan dari Batok Kelapa

Kelapa
Foto: advanceagriculturalpractice.in
Kelapa

REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mengembangkan pengawet makanan yang bebas bahan kimia dari batok kelapa.

"Kami akan memfasilitasi Industri Kecil Menengah (IKM) dalam pembuatan bahan pengawet makanan yang disebut asap cair atau liquid smoke, dari bahan baku batok kelapa," kata Kepala Bidang Fasilitasi Pengembangan IKM Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulut, Alwy Pontoh, di Manado, Selasa (16/9).

Pembuatan liquid smoke dimulai dari bahan baku batok atau tempurung yang sudah tua dimasukkan ke sebuah tungku khusus. Setelah pembakaran sekitar 8 jam dihasilkan asap cair pertama. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, asap cair pertama selanjutnya disuling lagi hingga warnanya menjadi jernih.

Produk asap cair tempurung ini, katanya, telah dibuktikan mampu mengawetkan berbagai makanan seperti ikan, daging, mie dan mampu bertahan hingga 2 bulan.

Penggunaannya pun sangat mudah yakni dengan mencampurkan asap cair dengan air untuk merendam makanan tersebut.

Pengawetan makanan dibutuhkan oleh industri makanan, dan menjadi masalah ketika bahan baku pengawet berasal dari bahan kimia yang berbahaya bagi manusia.

Inovasi yang bersifat kerakyatan ini, katanya, mengajarkan proses pembuatan asap cair dari batok kelapa yang relatif sederhana dan dapat dilakukan oleh masyarakat.

Bahan pengawet pabrikan untuk makanan umumnya mahal, sehingga yang bukan untuk makanan pun digunakan.

Asap telah lama digunakan sebagai pengawet makanan, menjadikannya cair secara ekonomis memudahkan penyimpanan, praktis, dan lebih aman. Selain batok kelapa sebagai pengawet, asap cair juga bisa digunakan sebagi bio-insektisida.

Bahan baku pengawet asap cair dari batok kelapa melimpah. Aplikasi asap cair untuk pengawetan juga telah dilakukan di negara lain, menggunakan bahan-bahan seperti teh, pinus, dan batok kelapa, katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement