Rabu 17 Sep 2014 09:47 WIB

Lindungi Megalitikum Terbesar di ASEAN, Drainase Dibangun di Gunung Padang

Para arkeolog melintas di Teras IV Situs Megalitikum Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (11/5). Sejumlah arkeolog dan geolog dari beberapa universitas melakukan kunjungan ke situs megalitikum terbesar di Asia Tenggara tersebut.
Foto: Antara
Para arkeolog melintas di Teras IV Situs Megalitikum Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (11/5). Sejumlah arkeolog dan geolog dari beberapa universitas melakukan kunjungan ke situs megalitikum terbesar di Asia Tenggara tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Kementerian Pendidikan dan kebudayaan Yusuf Budi Arieanto mengatakan pihaknya akan membangun jalur drainase di situs megalitik Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat, guna menghindari erosi.

"Kami memelihara dan merawat situs secara fisik dengan membangun drainase saluran air, perkuatan lereng, dan jalan setapak untuk pengunjung," katanya di Situs Gunung Padang, Cianjur, Rabu.

Menurut Yusuf, pembangunan drainase untuk menghindari erosi lahan akibat air yang meluncur deras tanpa ada penahan.

Pembangunannya, kata doaia, rencananya akan dilakukan pada Oktober 2014 setelah pemenang lelang pembangunan terpilih.

"Tidak hanya drainase, yang jelas kami akan melakukan penataan lingkungan di Gunung Padang supaya tidak rusak oleh alam," kata Yusuf menambahkan.

Yusuf mengatakan pengerjaan drainase dan penataan lingkungan di situs megalitik itu rencananya selesai dalam dua bulan.

Jalan setapak yang dibangun, ujar Yusuf, dimaksudkan untuk mengatur arah pengunjung yang datang ke situs cagar budaya nasional tersebut.

"Jalan itu untuk menata jalan pengunjung agar tidak mengganggu kelestarian cagar budaya," kata Kepala BPCB.

Sebelumnya pada Agustus, pemerintah Provinsi Jawa Barat menyiapkan anggaran sebesar Rp3 miliar dari APBD 2014 untuk membebaskan lahan di Situs Gunung Padang, Kabupaten Cianjur.

Balai Pelestarian Cagar Budaya menetapkan lahan yang dilestarikan seluas 29,1 hektare.

Situs megalitikum Gunung Padang terletak di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Cianjur, Jawa Barat.

Warga dapat mengunjungi situs tersebut dengan moda kereta listrik ke Stasiun Bogor dan dilanjutkan ke Stasiun Lampegan menggunakan kereta disel.

Dari Stasiun Lampegan, warga bisa menggunakan motor sewaan atau ojek ke pintu masuk Situs Gunung Padang.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement