Selasa 23 Sep 2014 04:00 WIB

Pastor Australia: ISIS Wajah Islam Sebenarnya

Rep: Bambang Noroyono / Red: Erdy Nasrul
Anggota Polisi dari Mapolres Sidoarjo melakukan pengamanan di Gereja Pantekosta Elohim Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (28/3).
Foto: Antara/Rudi Mulya
Anggota Polisi dari Mapolres Sidoarjo melakukan pengamanan di Gereja Pantekosta Elohim Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (28/3).

REPUBLIKA.CO.ID, VICTORIA -- Sentimen anti-Islam tak pernah lekang dari kehidupan sosial di Australia. Baru-baru ini, kelompok kanan negeri Kanguru itu mengkampanyekan ajaran Muhammad itu, sebagai entitas ilegal di Benua Australia.

The Age melansir, Sabtu (20/9) sebanyak 80 lebih anggota Rise Up Australia, meminta agar pemangku kebijakan di Frankston, Victoria, tak hanya bicara soal kontraterorisme di negara bagian mereka. Namun, lebih kepada pelarangan agama tersebut berkembang di Australia. Bahkan dimanapun.

"Inspirasi kelompok ini (Islam) di seluruh penjuru dunia, ialah untuk membunuh atas nama Al-quran dan Tuhannya," kata Pemimpin Rise Up Australia Danny Nalliah, dalam orasi ilmiahnya bersama beberapa anggota Parlemen Australia.

Orasi pastor dari kelompok Evangelis ini sebenarnya hendak mengomentari soal menguatnya kelompok keras Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Timur Tengah. Namun, dikatakan dia, persoalan gerombolan bersenjata itu adalah wajah asli Islam itu sendiri.

Alih-alih menentramkan penduduk dunia dengan memisahkan Islam dengan kelompok ISIS. Danny malah menganggap, ISIS adalah wajah Islam itu sendiri.

"ISIS tidak mengkultuskan kematian. Tapi, Islam sendiri merupakan kultus kematian," sambung dia.

Orasi Danny disambut baik kelompok pendukungnya. Puluhan orang pengikutnya, malah bersorak sorai mengatakan, Australia akan tentram tanpa kehadiran warga Islam di negeri itu.

"Australia tetap Australia," kata mereka.Danny pun menyambung kuliahnya dengan mengatakan, tak peduli jika dianggap sebagai individu penolak multietnis dan multikeyakinan di tanah kelahirannya. "Yang benar harus dikatakan benar. Kita tidak bisa membiarkan masalah ini terus membayangi," ujar dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement