REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jika menyebut sosok superhero yang terbayang tentunya adalah memiliki fisik yang begitu menunjang. Ganteng, gagah, tinggi besar, sangat berani bahkan bisa disebut nyaris sempurna.
Lalu bagaimana dengan tokoh Gundala di film garapan Hanung Bramantyo dan Mahaka Pictures nanti?
Ditemui usai jumpa pers persiapan film tersebut akhir pekan kemarin Hanung mengatakan, ia tidak akan menggunakan formula seperti itu di filmnya nanti.
"Itu idiom (pahlawan harus ganteng dsb) lama, tahun 80-an," kata Hanung.
Menurutnya, dari apa yang ia pahami dari sosok Gundala justru jauh dari kesempurnaan. Memang Sancaka (Gundala) adalah sosok yang cerdas, namun ia juga memiliki kekurangan. Ia diceritakan Yatim-piatu dan hanya tinggal dengan neneknya.
Kondisi itu, kata Hanung, membuat Sancaka (Gundala) jauh dari keluarga yang bahagia sehingga membuatnya suka minder.
"Tapi ia bisa berguna jadi pahlawan dunia. Saya ingin penonton Indonesia bilang 'ini gue banget' terhadap karakter Gundala (Sancaka)," ujar Hanung.
Dalam film ini Hanung ingin betul-betul menitikberatkan Indonesia sebagai tema utama. Bagaimana orang lokal menjaga lokalitasnya sendiri.
"Saya ingin membuat film untuk anak Indonesia, mengangkat kultur Indonesia. Amerika dikenal dari apa sih? Kan dari filmnya. Kita juga harus mengenalkan siapa kita lewat film,” katanya.