REPUBLIKA.CO.ID, BIAK -- Pelaku usaha kecil budidaya keramba jaring apung Kabupaten Biak Numfor, Papua, siap memasarkan hasil budidaya ikan kerapu jenis cantang untuk memenuhi permintaan investor Hong Kong.
"Sekitar satu ton lebih ikan kerapu cantang hasil budidaya keramba jaring apung yang kami kelola dalam waktu dekat akan diekspor ke Hong Kong," ungkap Frans, pelaku usaha kecil budidaya kerapu Kampung Kanai Kepulauan Padaido di Biak, Kamis (25/9).
Ia mengakui untuk ukuran jenis kerapu yang diminati pengusaha Hong Kong memiliki berat mencapai satu kilogram per ekor.
Mengenai harga jual kerapu jenis cantang di pasaran, menurut Frans, berdasarkan informasi mencapai Rp 250 ribu/Kg untuk ukuran yang disepakati.
"Saat ini permintaan ikan kerapu cukup tinggi di Hong Kong, ya, tinggal pengusaha lokal memanfaatkan budidaya keramba jaring apung dengan serius sehingga mampu memenuhi pasar ekspor," ujarnya.
Ia mengakui budidaya ikan kerapu dengan jaring apung di wilayah Kampung Kanai, Kepulauan Padaido, sangat potensial untuk dikembangkan warga.
Frans mengakui pada awal kegiatan budidaya ikan kerapu dilakukan sekitar Juli 2014 belum memperlihatkan hasil karena masih dilakukan percobaan sebagai pelaku usaha kecil sektor perikanan.
Akan tetapi saat ini usaha budidaya ikan kerapu dengan metode jaring apung yang digeluti secara serius, menurut Frans, membuat wilayah tersebut menjadi sentra budidaya kerapu jenis cantang dan macan.
"Keramba jaring apung ikan kerapu dikelola satu 'seat' beriisi 10 petak. Diharapkan hasil budidaya kerapu meningkatkan ekonomi keluarga," ujarnya.
Berdasarkan program Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Biak Numfor tahun 2014, budidaya ikan kerapu di Kampung Kanai, Distrik Kepulauan Padaido, dijadikan projek percontohan budidaya kerapu dengan metode keramba jaring apung.