REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengangkat Dato Sri Tahir sebagai penasihat panglima bidang kesejahteraan prajurit pada September lalu. Menurut Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Fuad Basya, banyak alasan mengapa Panglima TNI mengangkat CEO Bus Mayapada itu.
Mayjen Fuad menjelaskan, Panglima TNI merupakan pejabat negara yang setingkat dengan menteri. Karena itu, ia berhak memiliki staf khusus atau staf ahli. "Hak beliau untuk memiliki orang yang mempunyai kemampuan profesional tertentu yang dibutuhkannya," katanya saat dihubungi Republika, Rabu, (1/10).
Dia menyatakan, Panglima TNI sedang berinovasi untuk menyejahterakan prajuritnya. Baginya, pejabat negara harus banyak berinovasi, dan tak boleh pasrah dengan kondisi. Ia mengatakan, Jenderal Moeldoko ingin menyejahterakan prajuritnya agar dapat bekerja secara profesional.
"Saat ini kesejahteraan prajurit belum terpenuhi, karena kemampuan negara sangat terbatas. Lebih dari 50 persen prajurit belum mempunyai rumah dinas," ujarnya.
Menurut dia, bila prajurit masih memikirkan urusan perut, serta tempat tinggal keluarganya, maka tak bisa bekerja secara profesional. Hal itu imbasnya agar kesiapan tempur pasukannya tidak terganggung.
"Nah, yang Pak Moeldoko nilai mampu untuk mewujudkan kesejahteraan itu adalah Pak Tahir," tegasnya. Pengangkatan Tahir sendiri sempat mengejutkan beberapa pihak, termasuk anggota DPR, sebab Sri Dato Tahir bukan merupakan bagian dari prajurit TNI.