REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pengamat Kepolisian, Bambang Widodo Umar menilai TNI-Polri tidak terbuka menyangkut hasil investigasi TNI-Polri menyangkut insiden bentrok TNI-Polri, Ahad (21/9) lalu. Pasalnya, pengumuman hasil investigasi tersebut terus diundur.
"Diundur ada apa, ini menjadikan masyarakat sipil bertanya-tanya. Padahal konflik (TNI-Polri) berkali-kali. Tidak terbuka, seharusnya jangan diulangi," ujarnya kepada Republika, Kamis (2/10).
Ia menuturkan diundurnya pengumuman resmi tersebut pun memperkuat dugaan masyarakat bahwa terdapat oknum yang membackingi bisnis gelap penimbunan BBM. "Saat itu, dekat sekali penangkapan (penggerebakan) polisi dengan tanker solar di perairan Singapura," ungkapnya.
Menurutnya, TNI-Polri harus segera mengumumkan hasil investigasi secara tuntas dan benar. Jika terbukti oknum TNI salah dan anggota polisi salah maka harus ditindak.
Sebelumnya, tim gabungan investigasi TNI-Polri telah menyelesaikan investigasi mengenai bentrok antara anggota TNI (Prajurit Batalyon 134) dan anggota Polri (Brimobda) di Kepulauan Riau yang terjadi Ahad (21/9). Namun, belum ada hasil investigasi resmi yang disampaikan pihak Polri.
Terpisah, Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Ronny F Sompie mengatakan pengumuman hasil investigasi yang semula akan diumumkan hari ini, Kamis (2/10), diundur setelah tanggal 7 Oktober.