REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama akui memiliki laporan dari intelijen kepolisian terkait kericuhan pada demonstrasi Front Pembela Islam (FPI), Jumat (3/10) lalu. Laporan tersebut membenarkan ada pihak tertentu yang berada di balik aksi anarkis Organisasi Masyarakat (Ormas) Islam tersebut.
"Kami ada laporan intel kok soal itu. Tapi tentu bersifat rahasia isi laporan dan lainnya. Kami juga masih minta kepolisian periksa lebih lanjut," ujar Basuki di Balai Kota, Selasa (7/10).
Pria yang akrab disapa Ahok ini sebelumnya mengatakan ada aktor intelektual dari kericuhan yang dilakukan FPI di depan Gedung DPRD DKI Jakarta dan Balai Kota. Ia menduga ada pihak yang membayar para demonstran untuk melakukan aksi anarkis.
"Kan kalau setiap demo butuh biaya seperti makan segala macem. Nah, ini yang kita cari siapa yang bayarin mereka untuk itu," ujar Ahok menjelaskan.
Kericuhan terjadi saat para pengunjuk rasa dari FPI memaksa masuk ke dalam Gedung DPRD. Tidak hanya mendorong, mereka juga melempari petugas kepolisian dengan batu dan benda tajam. Setelah berhasil ditahan dengan tembakan gas air mata oleh aparat kepolisian, pengunjuk rasa dari FPI bergerak menuju ke depan Balai Kota. Disana, mereka kembali melakukan aksi ricuh.