Selasa 07 Oct 2014 19:52 WIB

Romy: Demi Martabat PPP, Kami Tinggalkan Koalisi Merah Putih

Sekretaris Jenderal PPP M Romahurmuziy (tengah).
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Sekretaris Jenderal PPP M Romahurmuziy (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (Sekjen PPP), Romahurmuziy mengatakan partainya akan meninggalkan Koalisi Merah Putih (KMP) dalam pemilihan pimpinan MPR. Hal itu karena PPP merasa telah ditinggalkan KMP.

"Posisi kami 90 persen tidak lagi dalam konteks pemilihan pimpinan MPR yang tidak diterima KMP," kata pria yang akrab disapa Romy saat ditemui di Ruang Fraksi PPP di Gedung Nusantara I, Jakarta, Selasa (7/10).

Romy melanjutkan, selama sepekan terakhir PPP selalu melakukan komunikasi politik di KMP untuk mengusahakan posisi pimpinan MPR. Namun menurut dia hingga Selasa sore KMP tetap pada keputusan yaitu tidak memasukkan PPP dalam paket pimpinan MPR yang diajukan KMP.

"PPP sudah pada titik kulminasi yang telah melakukan perjuangan selama berminggu-minggu dalam 21 rapat KMP dan sirna dalam sepekan ini karena kami minta jabatan pimpinan MPR sesuai kesepakatan namun tidak ada fraksi di KMP yang bersedia," ujarnya.

Menurutnya melihat situasi itu maka Fraksi PPP di MPR ambil sikap untuk mempertahankan marwah dan martabat partai. Dia menegaskan bergabungnya PPP ke KIH merupakan upaya partainya mempertahankan marwah partai untuk terus berada dalam pimpinan MPR.

"Di KIH menyambut baik dengan melakukan komunikasi dengan kami dan menawarkan kemungkinan paket pimpinan MPR," ujarnya.

Ia menjelaskan pada Selasa sore masing-masing pihak dari KIH dan KMP menemui pimpinan Fraksi PPP untuk membicarakan arah koalisi. Kedua koalisi itu menurut dia menanyakan sikap PPP dalam bursa pimpinan MPR.

"Kami sampaikan sikap PPP yang ingin mempertahankan marwah partai. Kami hargai sikap KMP yang tidak memasukkan kami dalam paket pimpinan MPR," katanya.

Romy memastikan Selasa malam, Fraksi PPP akan merapatkan kembali sikap akhir yang akan diambil partainya terkait pimpinan MPR. Dia menegaskan komunikasi dan kesepakatan yang dilakukan PPP dan KIH hanya dalam format pimpinan MPR, tidak jauh dalam pembagian jatah kursi di kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla.

"Kami membangun komunikasi KIH dalam konteks pemilihan pimpinan MPR, belum tahap lanjut (kemungkinan masuk kabinet Jokowi-JK)," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement