REPUBLIKA.CO.ID, KOBA -- Anggota DPRD Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung, Alwi meminta masyarakat mewaspadai praktik penipuan berkedok penawaran asuransi kesehatan.
"Sekarang ini banyak produk asuransi yang ditawarkan, namun harus diwaspadai tidak semua polis kesehatan yang ditawarkan bisa diklaim nasabahnya," katanya di Koba, Selasa (7/10).
Ia menjelaskan, banyak masyarakat yang terjebak penawaran asuransi namun tidak bisa diklaim ketika nasabah membutuhkan saat berobat di sejumlah rumah sakit.
"Ini jelas penipuan, maka masyarakat harus hati-hati dan selektif memilih asuransi yang keberadaannya benar-benar legal," ujarnya.
Ia mencontohkan, ada nasabah asuransi yang dinyatakan mengidap penyakit hepatitis dan meminta klaim dari asuransi namun tidak dilayani dengan berbagai dalih.
"Padahal pasien mengidap penyakit hepatitis tersebut sudah lima tahun menjadi anggota asuransi, namun tidak diklaim dengan alasan yang bersangkutan sudah menderita penyakit hepatitis sebelum menjadi anggota asuransi," ujarnya.
Menurut dia, kasus penipuan berkedok asuransi tersebut kemungkinan juga dialami nasabah yang yang lainnya namun tidak terungkap ke permukaan.
"Masyarakat yang ikut asuransi memang bagus, tapi saya sarankan melihat secara teliti kontrak mana yang masuk pertanggungan asuransi dan mana yang tidak," ujarnya.
Menurut Alwi, pertanggungan asuransi yang terbaik saat ini adalah BPJS karena banyak warga yang mengaku merasa terbantu.
"Teman saya pernah melakukan cuci darah dan ditanggung secara penuh oleh BPJS. Ini membuktikan BPJS lebih terjamin, hanya saja masih banyak masyarakat yang belum tahu mekanisme klaim," ujarnya.
Ia meminta pemerintah daerah membantu warga agar tergabung ke dalam BPJS agar warga benar-benar mendapat jaminan layanan kesehatan yang layak.
"Sosialisasikan program BPJS kepada warga agar mereka benar-benar memahami manfaat dan fungsi program kesehatan ini," ujarnya.