REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Para pejabat AS dan Inggris mengatakan serangan udara tak cukup menghentikan ISIS merebut kota Kobane. Namun, sejauh ini koalisi AS masih berupaya memukul mundur kelompok ekstrimis di kota Kobane.
"Kobane bisa diambil alih. Kami menyadarinya," kata John Kirby, juru bicara departemen pertahanan AS seperti dilansir dari Aljazeera, Kamis (9/10).
Dikatakan lebih lanjut pihaknya berupaya semampu mungkin dari udara untuk menghentikan pergerakan ISIS ke kota tersebut. "Serangan udara tak akan mampu menyelamatkan kota itu," tambahnya,
Pernyataan Kirby ini disampaikan saat AS meningkatkan serangannya terhadap ISIS di Kobane. Sementara itu, militer Turki telah mengerahkan tank militernya di perbatasan.
Sementara itu, dalam pernyataan resmi, Pusat Komando AS mengatakan sepertinya pasukan Kurdi-Suriah masih mengendalikan sebagian besar kota tersebut dan tengah melawan ISIS. Namun, kelompok Observatori HAM Suriah mengatakan ISIS kini mengendalikan lebih dari sepertiga kota.
"Semua wilayah timur, sebagian kecil di daerah timur laut dan daerah di tenggara dikuasai oleh ISIS," kata kelompok Observatori.
Jika kota Kobane jatuh ke tangan ISIS, maka ISIS akan menguasai perbatasan Suriah-Turki sepanjang 820 km. Namun, Menlu AS John Kerry mengatakan jatuhnya kota tersebut bukan merupakan kekalahan yang strategis.
Sedangkan, menlu Inggris Philip Hammond mengatakan negaranya menjadi mitra penuh dalam koalisi AS dan terbuka terhadap kemungkinan perluasan tindakan militer ke Suriah.
"Kami tentu saja tidak mengesampingkan perang di Suriah. Kami akan membutuhkan persetujuan dari parlemen jika hal tersebut perlu dilakukan," jelasnya.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook