Kamis 09 Oct 2014 17:34 WIB

Ahmad Najib, Anggota DPR yang Cinta Seni dan Budaya Sunda

Ahmad Najib Qadratullah
Foto: heri ruslan/republika
Ahmad Najib Qadratullah

REPUBLIKA.CO.ID, Tatar Parahyangan dikenal sangat kaya akan warisan seni dan budaya. Sayangnya, kekayaan yang melimpah itu tak banyak dilirik generasi muda.

Ahmad Najib Qadratullah adalah salah satu anak muda yang peduli dengan seni dan budaya Sunda. Pria kelahiran Bandung, 26 September 1977 itu sangat mencintai seni dan budaya warisan nenek moyang.

Demi menjaga seni dan budaya warisan leluhur, pada 2005 Najib mendirikan Pedepokan Ki Sunda Ngalalana di Jalan Sukamenak, Desa Cangkuang Kulon, Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung.

Di padepokannya, Najib mengembangkan dan menghidupkan kembali seni musik Sunda. Seniman dan budayawan Sunda ini menghidupkan kembali alat musik berbahan bambu yang nyaris telah punah.

“Alat musik yang kita kembangkan ini bukan sesuatu yang baru. Tapi menghidupkan lagi warisan nenek moyang," tutur pria yang dua periode berturut-turut menjadi anggota DPRD Kabupaten Bandung itu.

Suami dari Yuyun Yuningsih ini tercatat menjadi anggota DPRD Kabupaten Bandung pada periode 2004-2009 dan 2009-2014. Pada Pemilu Legislatif lalu, Najib mendapat kepercayaan dari masyarakat Kabupaten Bandung untuk menjadi Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Amanat Nasional.

Menurut Najib, bambu dipilih karena ketersediaannya melimpah dan tentu saja murah. Selain itu, kata dia, cara pembuatan alat-alat musik dari bambu pun terbilang mudah. Maka, ia menamakan kelompok seni musik bambu yang dirintisnya itu bernama Bambunesia.

Pria yang sangat faham betul sejarah dan budaya Sunda itu merangkul anak-anak remaja di sekitarnya untuk mencintai seni dan  budaya Sunda. "Daerah tempat saya tinggal ini kan boleh dibilang nanggung, sehingga dulu di sini banyak sekali geng motor," ungkap ayah tiga anak ini.

Perlahan-lahan, Najib yang dikenal jago pencak silat itu mengajak para remaja yang suka berantem itu untuk menyalurkan energinya melalui aktivitas positif, yakni seni.

“Awalnya, mereka juga menganggap kesenian itu sudah out of date,” ujar anggota DPR RI itu. Najib tak patah semangat. Ia perlahan-lahan menarik anak-anak muda di sekitarnya untuk mulai mencintai seni dan budaya warisan nenek moyang.

Ia pun akhirnya berhasil menarik para remaja dari kebiasaan buruk menjadi cinta akan seni dan budaya Sunda. Di Padepokan Ki  Sunda Ngalalana, Najib menggembleng para remaja dengan kearifan lokal dan agama. Misalnya, bagaimana cara berperilaku.

"Saya ajarkan mereka bagaimana menjadi pemberani dalam konteks budaya. Remaja yang senang berkelahi pun diberikan sarana  lewat silat gendang pencak," tuturnya. Setelah itu,  kata Najib, mereka yang dulunya sok jagoan dengan menjadi geng motor akhirnya menyadari bahwa mereka bukan apa-apa.

Para remaja di lingkungannya tak cuma diajarkan cara bermain musik bambu. Najib punya cara yang unik untuk menanamkan kecintaan generasi muda pada seni dan budaya Sunda. Ia mengajak anak-anak dan remaja untuk menciptakan sendiri alat musik dari bambu. Setelah itu, barulah mereka diajarkan cara memainkannya.

"Dengan begitu, mereka tak sekadar bermain tapi juga punya rasa memiliki," ungkap ayah tiga anak ini. Najib menekankan, setiap anak harus memiliki kemampuan untuk memainkan minimal tiga alat musik.

Diakui Najib, padepokan yang didirikannya mengalami pasang surut. Namun, ia terus berupaya mengembangkannya. Pada 2010, grup seni Bambunesia mulai eksis. Tak hanya remaja mantan geng motor yang ikut berkesenian di Padepokan Ki Sunda Ngalalana, namun juga anak-anak sekolah yang berlatar belakang baik. Najib membina tiga kelompok berdasarkan usia, yakni usia SMP ke bawah, usia SMP ke atas, dan dewasa.

Anak-anak, remaja, dan orang dewasa yang bergabung dalam padepokan seni itu mulai bergairah ketika panggilan untuk show kian ramai. Undangan untuk tampil dalam berbagai pertunjukan seni mendorong anggota komunitas seni itu semakin totalitas. Selain bisa mengaktualisasikan dirinya, mereka juga bisa memperoleh uang atas aktivitasnya itu.

"Bambunesia mencapai puncaknya pada 2012," ungkap Najib. Bambunesia yang didirikannya bahkan sudah mulai mendapat undangan untuk tampil di luar negeri. Mereka pernah tampil di Thailand dan Jepang.

Bambunesia terdiri dari 20 jenis alat musik yang didominasi berbahan bambu. Bambunesia dimainkan untuk mengiringi tarian,  gendak pencak, dan lagu. Bahkan, kini alunan musik bambu yang dimainkan Bambunesia akan mulai mengiringi acara fashion show.

Najib memiliki obsesi untuk menjadikan seni dan budaya warisan nenek moyang sebagai industri. Dengan begitu, kata dia, seni dan budaya akan menjadi sumber penghidupan masyarakat.

''Bandung ini tak bisa hanya menawarkan wisata belanja saja," cetus Najib. Potensi itu, kata dia, harus diperkuat dengan menawarkan seni dan budaya khas Sunda. Dan itu, tutur Najib, telah dilakukan oleh Bali.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement