Rabu 15 Oct 2014 09:00 WIB

NU: Malaysia Kurang Cendikiawan yang Bisa Melawan Ulil?

Red: Indah Wulandari
Kicauan Ulil tentang pencekalan dan Wahabisme/Salafisme.
Kicauan Ulil tentang pencekalan dan Wahabisme/Salafisme.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Nahdlatul Ulama (NU) merespon kasus pencekalan pemerintah Malaysia terhadap kader mudanya, Ulil Abshar Abdalla sebagai sikap kaku terhadap pemikiran cendikiawan muda.

“Apakah Malaysia kekurangan cendekiawan untuk melawan pemikiran Ulil? Pencekalan semacam ini seharusnya tidak sampai dilakukan, karena perbedaan pemikiran harusnya dihadapi dengan pemikiran juga,” ujar Sekretaris Umum PP PSNU Pagar Nusa, Muhammad Nabil Haroen, Rabu (15/10).

 

Badan otonom di lingkungan NU yang berkonsentrasi pada seni bela diri dan kepemudaan  ini merasa berkewajiban menyampaikan protes atas pencekalan ini. Lantaran lahir dari rahim yang sama di keorganisasian.

Nabil mencontohkan perbedaan pola pikir Malaysia dengan Indonesia dalam menanggapi perbedaan sangatlah jauh berbeda. Khususnya di NU, sebutnya, malah ada kegiatan diskusi terbuka Forum Kiai Muda di Jawa Timur menyikapi pemikiran Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dan Ulil Abshar Abdalla beberapa tahun silam.

 “Seharusnya ini menjadi contoh, tidak hanya untuk Malaysia, tapi juga kita semua dalam menghadapi sebuah perbedaan pendapat atau pemikiran,” jelas Nabil.

Ulil Abshar Abdalla dicekal oleh pemerintah Malaysia setelah persatuan ulama setempat menyampaikan protes atas rencana kehadirannya dalam forum "Religious Fundamentalism Threat in This Century" pada Sabtu (18/10) di Kuala Lumpur, Malaysia.

Alasan pencekalan adalah kekhawatiran pemikiran Ulil dapat menggoyahkan iman warga negara Malaysia.

 

Menghadapi pencekalan tersebut, Ulil menyebut otoritas Malaysia mendapatkan informasi yang salah tentang dirinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement