Selasa 21 Oct 2014 15:30 WIB

Pesawat AS Mendarat Darurat di Bandara Nigeria

Lintasan Bandara. Ilustrasi
Foto: Republika/Agung Supriyanto/ca
Lintasan Bandara. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, NIAMAEY -- Satu pesawat Amerika Serikat melakukan pendaratan darurat di bandar udara Niger utara untuk alasan tidak diketahui, Senin (21/10), kata militer AS, memaksa landas pacu ditutup beberapa jam.

"Pendaratan terpaksa pesawat Reaper MQ-9 merusak landas pacu di bandar udara antarbangsa Diori Hamani di ibu kota Niger, Niamey, tapi tidak ada yang cedera," kata pernyataan direktorat urusan umum Eropa dan Afrika Angkatan Udara Amerika Serikat.

"Pemerintah AS sedang bekerja sama erat dengan pemerintah Niger untuk mengamankan lokasi itu dan mengusut penyebab insiden itu," kata oernyataan yang dikirim kepada AFP. "Penyebab insiden itu kini sedang diselidiki," katanya.

Amerika Serikat mulai mengirim pesawat pengintai (drone) ke Niger awal tahun 2013 untuk mendukung pasukan Prancis memerangi kelompok garis keras Islam di Mali utara.

"Pesawat itu mendarat secara darurat sekitar pukul 03.40 waktu setempat (09.40 WIB), kata satu sumber bandara Niger kepada AFP. Bandara itu tetap tutup sampai pukul 12.30 waktu tempat untuk memperbaiki kerusakan landasan pacu, kata sumber itu.

Satu pesawat yang membawa para jemaah haji dalam perjalannya pulang dari Mekah dialihkan ke Ouagadougou, kata pihak berwenang bandara di Burkina Faso itu. Pesawat-pesawat terlihat mendarat di bandara Niamey kembali pada petang hari,kata satu sumber keamanan.

Kendatipun perbatasan-perbatasanya yang repuh, Niger adalah dianggap stabil di kawasan itu, dengan tetangga Mali, Libya dan Nigeria semuanya memerangi gerilyawan Islam.

Bulan lalu, militer AS mengumumkan pihaknya akan mengubah penerbangan pesawatnya dari Niamey ke satu pangkalan sekitar 800km lebih ke utara di Niger, yang memungkinkan Washington itu melacak dengan lebih baik para petempu Islam di wilayah itu.

Lokasi utara itu akan memberikan pesawat-pesawat tanpa awak akses yang lebih mudah ke satu rute gurun yang menghubungi Libya selatan dan Mali utara, yang digunakan untuk mengirim senjata dan menggerakkan petempur Islam. Militer Prancis juga menerbangkan pesawat-pesawat tanpa awak dari Niamey.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement