REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar sosiologi Paulus Wirutomo berpendapat kebiasaan masyarakat Indonesia membuang sampah sembarangan dapat mulai diubah dengan mengganti konsep sampah dari barang menjijikkan sebagai barang belum dimanfaatkan menjadi lebih berguna.
Guru besar sosiologi Universitas Indonesia itu mengatakan konsep sampah yang salah di sebagian besar kepala masyarakat Indonesia membuat mereka tidak sungkan membuang sampah sembarangan saat tidak menemukan tempat sampah. "Harus dikonsepkan dulu di kepala kita konsep yang benar," kata dia, Rabu (22/10).
Bila konsep sampah di kepala masyarakat sudah berubah menjadi barang yang masih bisa diolah dan dimanfaatkan dalam bentuk lain, dia meyakini orang-orang tidak akan membuang sampah sembarangan.
"Maka orang-orang akan rela menyimpan sampah sebelum menemukan tempat sampah karena mereka tahu barang itu akan diolah kembali menjadi sesuatu yang kebih berguna," ujar peraih Doktor Sosiologi Pendidikan dari State University of New York at Albany Amerika Serikat.
Dia mencontohkan masyarakat Jepang tidak sungkan menyimpan sampah hingga menemukan tempat sampah karena mereka sudah punya kesadaran tertib menjaga kebersihan.
Menurut pria kelahiran Solo, 29 Mei 1949 itu kebiasaan membuang sampah di tempatnya belum menjadi budaya masyarakat Indonesia karena di belum dianggap menjadi hal penting. "Untuk mengubah kebudayaan itu butuh perjalanan panjang karena budaya tidak tertib sudah mendarah daging dan mengakar," katanya.