Jumat 24 Oct 2014 03:14 WIB

Bagaimana Pimpinan Muslim Malawi Perangi HIV-AIDS?

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Mansyur Faqih
Muslim di Malawi.
Foto: Malawivoice.com
Muslim di Malawi.

REPUBLIKA.CO.ID, LILONGWE -- Meningkatnya kasus HIV dan AIDS di Malawi dianggap ikut merusak tatanan masyarakat di negara itu. Karenanya, para tetua adat yang tergabung dalam komunitas Muslim di negeri Afrika itu sepakat untuk membasmi sejumlah praktik budaya yang ditengarai sebagai pemicu penyebaran virus tersebut.

"Ada banyak budaya dan adat istiadat yang sudah dipraktikkan masyarakat kita sejak zaman dahulu. Namun, tidak semuanya layak untuk terus dipertahankan. Bahkan, ada beberapa di antaranya yang harus kita tinggalkan," tutur tokoh masyarakat Islam Mali, Kadewere, kepada OnIslam.net, Kamis (23/10).

Ia mengatakan, di antara budaya yang dianggap berpotensi memperluas wabah HIV dan AIDS di Malawi adalah tradisi upacara inisiasi. Biasanya, para remaja yang baru saja mencapai pubertas diminta untuk berhubungan seks dengan gadis remaja. 

Di samping itu, ada pula tradisi yang menganjurkan perempuan muda yang sudah mencapai pubertas untuk berhubungan badan dengan pria yang lebih tua.

"Adat istiadat dan kepercayaan seperti yang disebutkan di atas sudah ketinggalan zaman dan tidak bisa lagi dipertahankan. Bahkan, praktik-praktik budaya semacam ini turut membantu penyebaran penyakit HIV dan AIDS di sebagian besar masyarakat di negeri ini," kata Kadewere.

Karenanya, ujar dia, pemimpin tradisional Muslim di Malawi akan terus berupaya membangun kesadaran masyarakat akan bahaya dari praktik kebudayaan tersebut. Antara lain dengan menyebarkan syiar dan nilai Islam dengan sungguh-sungguh.

Malawi menjadi salah satu negara yang memiliki tingkat prevalensi HIV dan AIDS tertinggi di sub-Sahara Afrika. Para pengidap penyakit di sana kebanyakan berasal dari kaum perempuan dan anak-anak. 

Selain itu, kemiskinan juga disebut-sebut sebagai faktor utama yang memperparah penyebaran HIV dan AIDS di Malawi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement