REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berharap menteri-menteri asal Nahdliyyin atau kader organisasi bisa menunjukkan kualitasnya dan tidak mengecewakan.
"Setiap jabatan adalah amanah dan bekerjalah dengan ikhlas demi kemaslahatan umat. Ini sebuah kepercayaan dan siapapun yang menjabat harus melaksanakan sebaik-baiknya," ujar Wakil Ketua Umum PBNU KH Dr As'ad Said Ali, Ahad (26/10).
Presiden Joko Widodo pada Ahad sore telah mengumumkan 34 nama menteri di Istana Merdeka yang tergabung dalam Kabinet Kerja. Terdapat enam nama yang termasuk dalam kader NU, yakni Marwan Ja'far yang dipercaya sebagai Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi serta Imam Nachrowi sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga.
Kemudian, Hanif Dakhiri sebagai Menteri Ketenagakerjaan dan Mohammad Nasir sebagai Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Berikutnya Lukman Hakim Saifuddin sebagai Menteri Agama serta Khofifah Indar Parawansa sebagai Menteri Sosial.
Menurut As'ad, keenam nama yang dipercaya sebagai pembantu Presiden merupakan kader terbaik dan diyakini berkualitas dalam melaksanakan kinerjanya.
Ia mencontohkan nama Menteri Agama Lukan Hakim Saifuddin yang telah membuktikan kapasitasnya sebagai menteri pada suksesnya proses pelaksanaan Ibadah Haji 2014.
"Meski hanya menjabat beberapa bulan sebagai menteri agama, beliau memang masih layak. Saya rasa Presiden Joko Widodo tidak salah kembali memberikannya kesempatan," katanya.
Selain itu, lanjut dia, nama Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa juga dinilainya tepat karena pengalamannya memimpin Muslimat NU.