Selasa 04 Nov 2014 10:53 WIB

Keanehan Tiga Kartu Sakti Jokowi

Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, Kartu Keluarga Sehat.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, Kartu Keluarga Sehat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politisi PKS, Abubakar Alhabsyi mengaku heran dengan realisasi pengadaan kartu sakti Presiden Joko Widodo yakni Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (KIS), dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS). Sebab, pemerintah dan DPR sama sekali belum mengadakan rapat terkait anggaran yang dialokasikan untuk tiga kartu tersebut.

"Ini semua kan uang negara. Jadi, tata cara penggunaannya ada aturan mainnya. Saya heran, darimana pos anggarannya diperoleh sedangkan para menteri belum ada yang rapat dnegan DPR," katanya, Selasa (4/11).

Ia menegaskan semua anggaran yang bersumber dari APBN harus dibahas dan ditetapkan bersama antara pemerintahan dan DPR. Apalagi program Jokowi dimasa kampanye itu untuk 1,289 juta masyarakat miskin dengan total anggaran Rp6,44 triliun.

"Ini bukan angka yang main-main," katanya.

Keherannya bertambah ketika ada menteri yang menyebutkan sudah ada postur anggaran untuk tiga kartu sakti Jokowi itu.

"Lha, ini dapatnya darimana? Kapan dibahas dengan DPR?" katanya.

Tak hanya itu, ia pun mempertanyakan mekanisme penganggaran yang digunakan Jokowi dan para pembantunya. Apalagi peluncuran kartu-kartu tersebut hanya dua pekan setelah pelantikan presiden-wakil presiden.

"Bukankah penggunaan anggaran tersebut harus sesuai dengan alur dan

prosedur keuangan negara, yang bisa dikatakan hampir mustahil

direncanakan dan dieksekusi hanya dalam dua pekan," katanya.

Ketidakjelasan juga terlihat dari operator dan penanggungjawab pengadaan tiga kartu tersebut. Pengadaan kartu sudah seharusnya dilakukan dengan mekanisme tender. Apalagi untuk program sebesar KIP, KIS, dan KKS tidak bisa menggunakan penunjukkan langsung.

"Saya harap pemerintah menjelaskan berbagai persoalan ini sebagai bentuk pertanggunjawaban dan transparansi keuangan negara," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement