REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Tiga negara Barat diantaranya Prancis, Inggris dan Amerika Serikat meminta komite Dewan Keamanan PBB untuk memasukan militan Libya, Ansar al-Sharia, ke daftar hitam kelompok teror.
Kelompok yang berafiliasi dengan Alqaidah tersebut, disebut berperan dalam serangan terhadap misi AS di Benghazi September 2012 silam.
Dilansir dari AFP, Rabu (5/11) dengan dimasukkannya kelompok dalam daftar teror PBB itu berarti anggota kelompok harus tunduk pada larangan visa, pembekuan aset dan embargo senjata. Mereka juga tak boleh ikut dalam arus utama politik di Libya.
Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius mengatakan, pertemuan dilakukan disela-sela sidang Majelis Umum PBB, kelompok harus menghadapi sanksi untuk mencegah meluasnya konflik di Libya. Dalam permintaan pada Dewan Keamanan, tiga negara meminta agar Ansar al-Sharia di Benghazi dan Ansar al-Sharia Derna harus masuk dalam daftar hitam. Ini dikarenakan mereka memiliki hubungan dengan Alqaidah di Maghreb Islam (AQIM) dan kelompok ekstremis lainnya.
Sejak 2012, sayap kelompok di Benghazi telah mengoperasikan kamp pelatihan teroris untuk membantu kelompok bersenjata di Irak dan Suriah. Serta membantu dalam tingkat lebih rendah di Mali, sesuai permintaan.
Baru-baru ini kelompok telah melakukan beberapa serangan terhadap pasukan keamanan Libya. Ansra al-Sharia Derna juga mengambil bagian dalam serangan terhadap misi AS pada 2012 dan mengoperasikan kamp-kamp pelatihan di timur laut Derna dan daerah Jebel Akhdar untuk melatih pejuang ke Irak dan Suriah. Bulan ini, Anshar al-Sheria Derna berjanji setia pada ISIS.