Jumat 07 Nov 2014 16:05 WIB

Empat Prinsif Dasar Kelola Masjid

Pembangunan masjid (ilustrasi).
Foto: Republika/Tahta Aidilla/ca
Pembangunan masjid (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, NATAR – Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan mengatakan, dalam pengelolaan masjid dimana pun terdapat empat prinsif dasar yang perlu diperhatikan dan dipedomani.

Keempat prinsif itu membina dan memelihara masjid sesuai ajaran Islam, memelihara dan mempertahankan kehormatan masjid sebagai lambang kesatuan umat, membina dan memelihara silaturahmi sesama jamaah masjid dan masyarakat sekitar, serta mengoptimalkan fungsi masjid sebagai pusat dakwah dan syiar Islam secara damai.

Pernyataan tersebut disampaikan Zulkifli Hasan pada peletakan baru pertama pembangunan Masjid An-Nubuwwah di Ponpes Al-Fatah Natar Lampung Selatan, Jumat (7/11).

Menurut Zulkifli, masjid juga harus berfungsi sebagai pusat kegiatan dakwah, sosial, pendidikan, maupun pemberdayaan ekonomi berbasis masjid seperti, baitul mal, unit pelayanan zakat, infak, sedekah dan sebagainya yang memerlukan perhatian yang lebih besar bagi umat Islam.

Masjid An-Nubuwwah yang berada di lingkungan Ponpes Al-Fatah dan perkampungan Islam Al-Muhajirin dapat pula mengembangkan fungsi di atas sesuai dengan lingkungannya.

Masjid, kata Zulkifli, memiliki potensi umat yang besar dan apabila digerakkan secara optimal. Selain menghasilkan peningkatan bagi kesejahteraan umat, masjid juga dapat melahirkan generasi santri-santri, calon pemimpin umat dan bangsa yang mampu memberikan warna dan nilai-nilai Islam.

Pada peletakan batu pertama pembangunan Masjid An-Nubuwwah di Pondok Pesantren Al-Fatah Muhajirun Natar Lampung Selatan yang akan menjadi masjid terbesar di Lampung itu dihadiri Duta Besar Paraguay Cesar Esteban Grillon yang baru menjadi mualaf, Sekretaris Duta Besar Palestina untuk Indonesia Neil Mahmoud serta sejumlah pejabat Pemprov Lampung.

Ketua pelaksana pembangunan masjid Dade Novirzal mengatakan, masjid ini dirancang berkapasitas dapat menampung 6.000 jemaah dengan biaya pembangunan sekitar Rp 13 miliar.

Menurutnya, di kompleks Masjid An-Nubuwwah tersebut juga disiapkan berbagai fasilitas keumatan, seperti perpustakaan multimedia online, aula telekonferensi, studio radio dan televisi Islam, poliklinik masyarakat, serta kantor BMT (Baitul Mal Wat Tamwil), dan zakat, infak, sedekah (ZIS).

Masjid An-Nubuwwah sesuai dengan namanya diharapkan menjadi masjid yang berfungsi untuk berbagai kegiatan sebagaimana dicontohkan Nabi Muhammad SAW untuk shalat berjamaah maupun aktivitas keumatan lainnya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement