REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) telah mendapat respons pasar. Salah satunya, harga beras di pasaran sudah lebih dulu mengalami kenaikan.
Berdasarkan pantauan Republika di Pasar Baru Indramayu, Jumat (7/11), kenaikan harga beras cukup bervariasi, tergantung jenis dan kualitas. Namun rata-rata harga beras mengalami kenaikan sekitar Rp 200 per kg.
Untuk harga beras kualitas I, saat ini naik dari Rp 8.800 menjadi Rp 9.000 per kg, beras kualitas II naik dari Rp 8.200 menjadi Rp 8.400 per kg dan beras kualitas III naik dari Rp 8.000 menjadi Rp 8.200 per kg.
''Harga beras mengalami kenaikan sejak awal bulan ini,'' kata seorang pemilik kios beras 'Alaydroes', Wahyudi.
Wahyudi menjelaskan, kenaikan harga beras disebabkan telah habisnya masa panen di berbagai daerah. Menurutnya, para petani saat ini lebih memilih menyimpan gabahnya untuk menghadapi musim paceklik.
Tak hanya itu, lanjut Wahyudi, rencana kenaikan harga BBM juga turut membuat para petani memilih untuk menyimpan sebagian gabahnya. Para petani sengaja menahan gabahnya sambil menunggu kepastian kenaikan harga BBM yang kini ramai diberitakan di media.
''Kalau harga BBM naik, harga beras untuk akan lebih naik lagi. Karena itu, keliatannya para petani menunggu kepastian kenaikan harga BBM,'' tutur Wahyudi.
Selain beras, kenaikan harga juga terjadi pada komoditas sayuran segar, terutama cabe merah dan cabe rawit. Untuk cabe rawit, harganya naik dari Rp 23 ribu menjadi Rp 40 ribu per kg dan cabe merah dari Rp 20 ribu menjadi Rp 30 ribu per kg.
Namun, kenaikan harga sayuran tersebut lebih diakibatkan minimnya pasokan dari petani.