REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) didorong untuk terus memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) agar tak ketinggalan saat Pasar Bebas ASEAN 2015 berlangsung.
Kalau Usaha Mikro dan Kecil sudah punya SNI, maka tidak susah bersaing dengan produk ASEAN di pasaran karena memenuhi standar," kata Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) Bambang Prasetya, Kamis (13/11).
Ia mengakui, kendalanya pasti karena biaya untuk mendapatkan SNI tidak sedikit. Perusahaan harus mengeluarkan uang untuk mengikuti berbagai macam tes terhadap produknya guna memenuhi standar.
Sebagai contoh, ujar Bambang, satu tes analisa protein pada makanan bisa sampai 15 juta untuk satu produk. Uji sampling logam berat memerlukan biaya Rp 1 juta. Padahal diperlukan uji sampling minimal tiga kali.
BSN pun bakal mengupayakan agar standarisasi kelompok UKM digratiskan. "Khusus usaha mikro tidak ada beban biaya,"katanya.